2. Menilai dan melihat hubungan antara gagasan pengalaman yang ingin disampaikan pengarang dengan kemampuan teknis penggarang itu mengolah unsur-unsur prosa, seperti tokoh (penokohan), alur (pengaluran), latar, gaya bahasa, penceritaan dan tema; dan
3. Menemukan relevansi karya itu dengan pengalaman pribadi dan kehidupan pada umumnya.
Baca juga: Materi Apresiasi Puisi, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Bentuk Apresiasi Prosa
Mengapresiasi sastra karya prosa-fiksi, dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni:
1. Menyimak/menonton pembacaan atau dramatisasi cerpen/novel cerita rakyat, atau bentuk lainnya seperti monolog, yang dilakukan secara langsung atau lewat media elektronik;
2. Mendengarkan dongeng, baik secara langsung, maupun melalui rekaman; dan
3. Membaca cerpen/novel/cerita rakyat secara langsung dari teksnya.
Dari cara-cara tersebut, apresiator kemudian memberikan tanggapan (hasil apresiasinya) yang meliputi langkah-langkah apresiasi, baik secara lisan, maupun tulisan.
Kemudian, agar keterlibatan dan pemahaman pembaca/apresiator dengan karya tersebut lebih dalam, apresiator dapat mengekspresikan karya tersebut, misalnya dengan pembacaan cerpen/novel/dongeng, dramatisasi, monolog, dramatic reading, mendongeng, menulis kembali cerpen/novel/dongeng yang dibaca dengan karangan sendiri, membuat cerpen/novel/dongeng, mengadaptasi cerpen/novel/dongeng menjadi naskah drama, puisi, dan lain-lain.
Sumber:
Buku Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Cakap Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA Kelas 11 Kurikulum Merdeka oleh Rahmah Purwahida dan Maman (2021).
Apresiasi Prosa Fiksi dan Pembelajarannya oleh Denny Iskandar, Universitas Pendidikan Indonesia.
*) Disclaimer: Materi soal di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak dan materi hanya digunakan untuk referensi belajar anak.
(Tribunnews.com/Latifah)