Inilah salah satu kisah mengharukan yang menceritakan besarnya cinta seorang ibu yang rela mendonorkan mata untuk anaknya.
***
Aku benci ibuku. Ia tak seperti ibu-ibu lainnya yang cantik dan bisa kubanggakan.
Aku selalu malu kalau berjalan dengannya, atau ia menjemputku di sekolah.
Ibuku memiliki satu mata, penampilannya seadanya saja.
Ia bahkan tak jarang mengenakan baju lusuh yang sudah sobek di beberapa bagiannya.
Karena ayah telah meninggalkan kami dan tak menafkahi kami, akhirnya ibu melamar pekerjaan di sekolahku.
Ia memasak di kantin demi melayani guru-guru dan murid di sana.
Aku sering sekali berpura-pura tak mengenalnya, karena aku malu.
Aku takut sekali bila teman sekelasku tahu bahwa ia adalah ibuku.
Suatu hari, ia menyediakan makan siang di kantin sekolah untukku.
Disajikannya di sebuah piring dengan penuh lauk dan dihiasnya cantik.
Tak lupa ia mengecup dan mengusap-usap kepalaku setelah menyodorkan sepiring makan siang itu.
Semua teman yang melihat langsung berkasak-kusuk, dan hal itu membuatku geram.