Kedua, internasionalisme atau perikemanusiaan.
Ketiga, mufakat atau demokrasi.
Keempat, kesejahteraan sosial.
Kelima, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno juga mengusulkan nama Pancasila untuk dasar negara.
“Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila.
Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar inilah kita mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi,” tegas Soekarno.
Menurut Soekarno, malam hari sebelum mengusulkan Pancasila itu ia keluar rumah, melihat ke atas langit dan menatapi bintang-bintang yang ada di angkasa.
Ia menyatakan kesadarannya bahwa manusia sangatlah kecil.
Tidak memiliki kekuatan apapun selain atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.
Lalu Soekarno berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan ilham dalam merumuskan dasar negara.
Setelah ia selesai memanjatkan doa, ia mendapatkan inspirasi bahwa dasar negara yang sedang dirumuskan secara bersama harus digali dari bumi Indonesia sendiri, dari kebudayaan yang mengakar pada masyarakat Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945 itu, semua peserta sidang BPUPK sepakat dengan nama Pancasila.
Maka tanggal itu kemudian dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila.
Mengenai butir-butir isi Pancasila, BPUPK memutuskan untuk dirumuskan kembali.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)