Keluarganya termasuk golongan elit yang berasal dari kasta Bania, penganut agama Hindu yang taat.
Keluarganya menanamkan etika Hindu yang kuat dengan penekanan pada pola hidup vegetarianisme, toleransi beragama, gaya hidup sederhana, dan penolakan terhadap segala tindak kekerasan.
Ia dikenal sebagai sosok yang sangat mengutamakan nilai kemanusiaan dan tanpa kekerasan untuk melawan penjajahan Inggris.
Gandhi mempunyai senjata perlawanan yang khas yang disebut sebagai Satyagraha.
Satya artinya kebenaran dan Agraha adalah kekuatan.
Maka Satyagraha berarti kekuatan jiwa.
Ia mendorong rakyat India agar melawan Inggris dengan kekuatan jiwa dan tanpa kekerasan.
Baca juga: Mahatma Gandhi Ajarkan Lawan Kekerasan Tanpa Kekerasan
Meskipun pernah menempuh pendidikan di luar negeri, ia bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan pihak asing demi terbebas dari penjajahan Inggris.
Ia justru berusaha mendapatkan kemerdekaan India yang seutuhnya.
Dalam realisasinya pergerakan Satyagraha secara besar-besaran pernah terjadi pada 1906 dan 1908.
Ribuan orang India dengan sengaja melintasi Transvaal atau perbatasan tanpa sertifikat dan juga berdagang tanpa izin pada tahun 1908.
Sebagai pernyataan damai tentang hakhak mereka yang telah dihapus, mereka dengan sengaja melanggar peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris.
Akibat gerakan tersebut, Gandhi ditahan.
Untuk menjalankan ajaran Satyagraha, ia mengajak melaksanakan Swadeshi