3. Mobilitas geografis, artinya semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4. Efektifitas komunikasi, artinya semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Baca juga: Contoh Pengamalan Pancasila Sila 1 sampai 5 dalam Kehidupan Sehari-hari
Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2. Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsifungsi tertentu dalam masyrakat.
Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
3. Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan.
Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/mencerna integrasi.
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu:
1. Asimilasi: Bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiaptiap kebudayaan.
2. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII (2017).
*) Disclaimer: Materi soal di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak dan materi hanya digunakan untuk referensi belajar anak.
(Tribunnews.com/Latifah)