News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Keberagaman Agama di Indonesia, Mulai dari Islam hingga Konghucu

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keberagaman Agama di Indonesia. Terdapat 6 agama yang diakui secara resmi oleh negara, mulai dari Islam hingga Konghucu.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejumlah keberagaman agama yang ada di Indonesia.

Selain banyaknya suku bangsa dan budaya, di Indonesia juga terdapat keberagaman agama.

Keberagaman dalam beragama di Indonesia ditandai dengan adanya enam agama resmi yang diakui negara.

Setiap pemeluk agama menjalankan keyakinan dengan melakukan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing.

Oleh sebab itu, keberagaman agama di Indonesia tak membuat masyarakat lupa untuk tetap saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama.

Simak keberagaman agama di Indonesia yang dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) kelas 7.

Baca juga: Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi

Keberagaman Agama di Indonesia

Berikut 6 agama yang resmi diakui di Indonesia:

1. Islam

Agama Islam berkembang di wilayah Nusantara (Indonesia) sekitar abad ke13.

Ajaran agama Islam, awalnya diperkenalkan oleh para pedagang dari Gujarat India, Timur Tengah, Persia, dan Cina. Al-Qur’an merupakan kitab sucinya.

Rumah ibadah umat Islam disebut masjid.

Umat Islam merayakan beberapa hari besar, diantaranya adalah Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi, dan Isra’ Mi’raj.

Secara umum pemuka agama Islam disebut ulama.

2. Kristen

Agama Kristen berkembang di wilayah Nusantara (Indonesia) sekitar abad ke16, diperkenalkan oleh bangsa Eropa.

Kitab suci Agama Kristen adalah Alkitab.

Hari besar umat Kristen antara lain Hari Natal, Hari Kematian Yesus Kristus (lazim disebut Hari Jumat Agung), Hari Paskah, Hari Kenaikan Yesus Kristus, dan Hari Pentakosta.

Rumah ibadah agama Kristen disebut gereja.

Secara umum pemimpin umat Kristen disebut pendeta atau gembala.

3. Katolik

Menyambut Hari besar Umat Nasrani, ratusan Umat Katholik Pangandaran mengikuti Misa Natal, di Aula Hotel Wisma Bintang Timur, Jalan Parapat no 67 Pangandaran, Jawa Barat, Senin (25/12/2017). Perayaan Misa Natal 2017 yang mengsung tema "Cintakasih dan Kerukunan" dipimpin oleh Romo Andreas Dadang OSC berjalan sangat khidmat. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO/IST (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Agama Katolik berkembang di wilayah Nusantara (Indonesia) melalui misionaris berkebangsaan Portugis, Spanyol, dan Belanda sekitar abad ke-16.

Ajarannya bersumber pada Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), Magisterium (ajaran para pemimpin gereja), serta Tradisi Gereja.

Sama halnya agama Kristen, rumah ibadah umat Katolik disebut gereja.

Hari besar umat Katolik antara lain Natal, Paskah, Kenaikan Yesus Kristus, dan Pentakosta.

Gereja Katolik dipimpin oleh Paus, yang bekerjasama dengan para Kardinal, Uskup, dan dibantu oleh para Imam (Pastor).

Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

4. Hindu

Agama Hindu berkembang di wilayah Nusantara (Indonesia) sekitar abad ke-4.

Kitab suci agama Hindu disebut Weda.

Rumah ibadah umat Hindu ada yang disebut pura, candi, kuil, dan balai basarah.

Di antara hari raya umat Hindu adalah Nyepi, Galungan dan Kuningan, Saraswati, dan Siwaratri.

Rohaniwan Hindu disebut Pandita dan Pinandita.

5. Buddha

Agama Buddha berkembang pesat di wilayah Nusantara (Indonesia) dari India sekitar abad ke-8.

Agama Buddha didasarkan pada kitab suci Tripitaka (Tipitaka).

Tempat ibadah agama Buddha adalah Vihara, Kelenteng, Bio, Candi, Arama, Kuil, dan Cetiya. Hari besar agama Buddha antara lain adalah Magha Puja, Waisak, Asadha, dan Kathina.

Rohaniwan Buddha disebut Bikkhu (Biksu).

6. Khonghucu

Kelenteng Kong Miao, kelenteng yang masih murni Konghucu yang berada di areal TMII, Selasa (21/1/2020).(Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Agama Khonghucu sudah tersebar berabad-abad lamanya di wilayah Nusantara (Indonesia) seiring masuknya orang Tionghoa dari daratan Tiongkok.

Kitab suci agama Khonghucu adalah Sishu dan Wujing.

Tempat ibadah umat Khonghucu disebut Kelenteng, Kongmiao, Miao, Litang, Bio, dan Xuetang.

Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, Hari Lahir dan Wafat Nabi Kongzi, serta Qingming merupakan hari besar yang dirayakan umat Khonghucu.

Rohaniwan agama Khonghucu disebut Jiaosheng (Js), Wenshi (Ws), Xueshi (Xs).

Sebagian masyarakat Indonesia menganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

Penganutnya disebut sebagai penghayat kepercayaan.

Di Indonesia terdapat banyak kelompok Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini