Pada 8 Maret 1942, Belanda mengakhiri masa penjajahannya di Indonesia dan diganti oleh Jepang yang pertama kali datang di wilayah Tarakan.
Hal itu membuat Volksraad secara otomatis tidak diakui.
- Masa Perjuangan kemerdekaan
Pada masa ini, rakyat Indonesia mengira tentara Jepang membebaskan Indonesia dari penjajaha.
Namun, ternyata Jepang malah melarang semua kegiatan politik.
Pada 1943, dibentuklah Tjuo Sangi-in, sebuah badan perwakilan yang bertugas menjawab pertanyaan Saiko Sikikan, penguasa militer tertinggi.
Pertanyaan ini mengenai hal-hal yang menyangkut usaha memenangkan perang Asia Timur Raya.
Tjuo Sangi-in bukanlah badan perwakilan apalagi Parlemen yang mewakili bangsa Indonesia.
Keadaan lantas berubah setelah dua kota di Jepang dibom atom oleh Sekutu dalam Perang Dunia II sehingga membuat mereka kalah dalam waktu singkat.
Hal itu membuat sejumlah tokoh pemuda mendesak tokoh lainnya agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan.
Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia pun membacakan Proklamasi Kemerdekaan di Pengangsaan Timur 56, Jakarta, pada 17 Agustus 1945.
Baca juga: Komisi IX DPR RI Rapat Bareng Dokter Paru Indonesia Bahas Polusi Udara di Jabodetabek
- KNIP
Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden Soekarno pada 29 Agustus 1945 atau 12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta.
Tanggal peresmian KNIP yaitu 29 Agustus 1945 dijadikan sebagai tanggal dan hari lahir DPR RI.
Saat itu, KNIP memiliki anggota sebanyak 137 orang.
Dalam Sidang KNIP yang pertama telah menyusun pimpinan sebagai berikut:
- Ketua : Mr Kasman Singodimedjo
- Wakil Ketua I : Mr Sutardjo Kartohadikusumo
- Wakil Ketua II : Mr J Latuharhary
- Wakil Ketua III : Adam Malik
(Tribunnews.com/Pondra)