Pada 20 Juli 1825 kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo diserang. Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, rumahnya dibakar Belanda.
Sejak itu Pengeran Diponegoro melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan. Perjuangan Pangeran Dipenogoro mendapat simpati luas. Pengikutnya bertambah banyak. Pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon.
Pangeran Diponegoro mempergunakan sistem gerilya yaitu degan perang lokal secara sporadis. Siasat ini efektif menjadikan Belanda kewalahan.
Pusat pertahanan Pangeran Diponegoro dipindah ke Daksa. Atas desakan rakyat, para bangsawan dan ulama, Pangeran Diponegoro mengangkat dirinya sebagai kepala negara.
Pusat negara, yakni Plered memiliki pertahanan yang kuat. Untuk menjaga kemungkinan mendapat serangan dari pihak Belanda.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 121 K13: Puisi Senjakala Gunung Merapi
c. Ulasan
Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya.
Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado dan dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya 8 Januari 1855. Pangeran Diponegoro dimakamkan di Kampung Melayu, Makassar.
Baca juga: Kunci Jawaban PJOK Kelas 8 Halaman 123 dan 124 Kurikulum 2013, Soal Pilihan Ganda
- Simpulan
Teks eksplanasi Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro ditulis dengan jelas, berdasarkan urutan waktu kejadiannya sehingga lebih mudah dipahami.
Disclaimer:
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com/Ifan)