Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Rektor Universitas Matana, Franky Jamin mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi banyak tantangan yang berkaitan dengan kehidupan berkelanjutan atau sustainability.
"Hal ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk memelihara dan menciptakan nilai-nilai keberlanjutan masa kini tanpa mengorbankan kehidupan generasi yang akan datang," kata Franky saat pembukaan 8th International Conference on Intelligent Technologies (ICIT) dan 8th International Conference on New Paradigms in Social Sciences, Humanities and Culture (NPSHC) di Tangerang, Banten, 17-18 Desember 2023.
Untuk inilah, dirinya mendorong konferensi internasional bisa menjadi forum bagi para peserta saling berbagi pengalaman dan wawasan.
"Juga menjadi kesempatan berkolaborasi untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan berkelanjutan atau sustainable living sebagai kebiasaan sehari-hari,' katanya.
Selain Franky Jamin hadir saat pembukaan konferensi Rektor Universitas Pembangunan Jaya, Ir. Yudi Samyudia, Ph.D, Dra. Clara Evi Citraningtyas, M.A., Ph.D. (Dekan Fakultas Humaniora dan Bisnis UPJ), Dr. Lulu Setiawati, S.E., M.Bus., D.Th., CFP, CSA (Wakil Rektor Bidang Operasional Universitas Matana), Dr. rer. nat. Gregoria Ilya, M.Sc. (Dekan Fakultas Sains, Teknologi, dan Matematika Universitas Matana).
Kemudian Prof. Ciro Rodriguez Rodriguez (National University of San Marcos, Peru), Prof. Karm Veer Arya (ABV Indian Institute of Information Technology and Management, Gwalior, India), dan Prof. Vipin Kumar Tripathi (National Institute of Technical Teachers’ Training & Research, Bhopal, India) yang juga merupakan General Chair dari program konferensi internasional ini.
Wakil Rektor Bidang Operasional Universitas Matana yang juga merupakan Co-Chair dalam konferensi, Dr. Lulu Setiawati mengatakan. di ranah Intelligent Technologies kita menjadi saksi bagaimana kecerdasan buatan, otomatisasi, dan machine learning berevolusi dengan cepat.
"Teknologi ini bukan sekadar alat, tapi yang sedang mengubah kehidupan kita. Konferensi ini adalah bentuk kesadaran akan pentingnya memahami dan memanfaatkan inovasi ini untuk kemajuan masyarakat,” ungkapnya.
Baca juga: Carbon Ethics Luncurkan Rumah Rendah Karbon untuk Dampak Sosial Berkelanjutan
Event internasional diadakan Universitas Matana bekerjasama dengan Universitas Pembangunan Jaya, ASRES (Asian Society for Research in Engineering Sciences), dan SCMR (SPJ Centre for Multi-disciplinary Research) dan dikutip melalui laman resmi ASRES, konferensi ini ditujukan untuk memberikan manfaat kepada para akademisi dan profesional secara global.
Para peserta tidak hanya dilibatkan dalam publikasi penelitian, tetapi nantinya akan diundang untuk bergabung ke komite-komite konferensi mendatang yang akan diselenggarakan ASRES. Ada beberapa topik yang diangkat dalam pertemuan global ini di antaranya seperti Kecerdasan Buatan atau AI dalam masalah sosial, social computing, budaya, dan lain sebagainya.
Setelah pembukaan konferensi, berlangsung juga penandatanganan MoU antara Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Ilmu Sosial Universitas Matana, Fakultas Sains, Teknologi, dan Matematika Universitas Matana dan ASRES lalu dilanjutkan dengan rangkaian konferensi, yaitu pemaparan hasil penelitian dari para pemakalah yang dibagi ke dalam dua kategori, yaitu bidang Intelligent Technologies (ICIT) dan bidang Social Sciences, Humanities and Culture (NPSHC).
Pada sesi pertama konferensi kategori bidang Intelligent Technologies (ICIT), menghadirkan keynote speaker Prof. Sunil Kumar dari San Diego State University, San Diego, CA, USA. Topik yang dibawakan adalah berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Advances in congestion-aware routing protocols for decentralized drone networks”.
Konferensi Internasional ASRES sebelumnya telah diselenggarakan di berbagai negara. Tahun ini, Universitas Matana yang berkesempatan menjadi tuan rumah dua konferensi internasional bergengsi ini. Lebih dari 70 perwakilan pemakalah dari berbagai negara turut ambil bagian, di antaranya Indonesia, Amerika, Jerman, Korea Selatan, Peru, India, dan Malaysia.