Pada 17 Januari 1926, Hatta terpilih menjadi ketua PI. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai 1930.
Setelah menyelesaikan masa studinya di Belanda, pada 1932 Hatta kembali ke Indonesia.
Pulang ke Indonesia membuatnya makin aktif di dunia politik di mana dirinya sempat diasingkan oleh pemerintah kolonial hingga terpilih sebagai wakil presiden.
Pada 1956, Hatta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden karena berselisih dengan Soekarno.
3. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin lahir di Talawi Sawahlunto, Sumatera Barat pada 23 Agustus 1903.
Dia dikenal sebagai pemimpin kelompok pemuda Sumatera.
Yamin adalah anak dari pasangan Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah yang merupakan keluarga terpelajar.
Pendidikan dan Karier:
Setelah mendapatkan pendidikan dasar di kampung halaman, Yamin melanjutkan pendidikan ke Pulau Jawa, tepatnya ke Algemene Middelbare School (AMS) di Surakarta.
Selanjutnya, Yamin menuju ke Jakarta dan masuk Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hooge School) di Jakarta.
Setelah aktif dan memimpin Jong Sumatranen Bond, Yamin mulai aktif mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia.
Dia juga memiliki peran penting dalam Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II.
Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas. Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres.
Mohammad Yamin mempunyai rumusan resolusi yang elegan, rumus itu dikenal dengan "Sumpah Pemuda".