Selanjutnya Belanda pun menyerang Indonesia dengan Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
Sudirman sendiri menjadi pemimpin pasukan gerilya menghadapi serangan dahsyat tersebut meski ia dalam keadaan sakit (TBC).
Meski harus ditandu dalam gerilya namun semangatnya melawan tak padam.
Ia bertahan dan wafat sebulan setelah Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia.
Jenderal Sudirman adalah teladan terbaik bagi anak bangsa.
Kecintaannya pada tanah air membuat ia rela berkorban apapun termasuk waktu, harta, tenaga dan nyawa.
Selain itu, meski dihimpit kesulitan dalam berjuang namun ia teguh penderian dan tidak goyah walau sedikitpun.
Sungguh Sudirman adalah sosok mulia yang patut dicontoh.
(Tribunnews.com/Bangkit N)