5. Penyelesaian
Kutipan: “Kerja?” tanyaku mengulangi hampa.
Penjelasan: Pada bagian ini terdapat penyelesaian cerita kalau Ajo Sidi tetap kerja meski telah mendengar kakek meninggal karena ceritanya.
3. a. Kaidah kebahasaan yang menandai cerpen Matahari Tak Terbit Pagi Ini adalah sebagai berikut.
- Kata ganti orang pertama: Aku tiba-tiba jadi kehilangan sesuatu yang begitu akrab di antara kutub-kutub kosong itu. …. Kita telah menggoreskan kain kanvas kosong itu sejak mula hingga waktu jeda yang tanpa batas.
- Kalimat bermakna lampau: Kita telah menggoreskan kain kanvas kosong itu sejak mula hingga waktu jeda yang tanpa batas.
- Konjungsi kronologis: Semula kita begitu dekat. Lantas terpisah jauh oleh lempengan waktu.
- Kata kerja yang menggambarkan peristiwa: Saat kau hendak mengembalikan sesuatu yang hilang itu dengan sekuat daya, namun tak kunjung tergapai.
- Kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung: Chairil sempat bertanya seketika.
- Menggunakan kata kerja yang menyatakan pikiran/perasaan: Begitulah kita merasakan saat diri kita berada di kutub yang berjauhan.
- Menggunakan dialog: ”Aku takut bila aku berubah. Tapi tak akan pernah, pangeranku,” ucapmu pelan.
b. Ciri kebahasaan lainnya (menggunakan kata-kata sifat): Kaulah matahari itu, bidadariku. Berhari-hari kau merekat kasih hingga tak terkoyak oleh waktu, tiba-tiba kita harus berpencar di bawah langit menuju sudut-sudut yang kosong. Kekosongan itu kita bawa melewati jejalan kesedihan.
Simpulan:
a. Apakah semua kaidah itu tampak pada cerpen tersebut?
Semua kaidah kebahasaan tampak pada cerpen Matahari Tak Terbit Pagi Ini.
b. Adakah ciri kebahasaan lainnya yang dominan di dalamnya?
Ciri kebahasaan lainnya yang dominan di dalamnya adalah penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan suasana pada cerpen tersebut.
(Tribunnews.com/Bangkit N)