Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan lokal yang disebabkan oleh keahlian/keterampilan pengrajin, tersedianya bahan, teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi dan ciri khasnya itu, banyak kampung diberi nama sesuai dengan nama jenis tembikar tertentu
Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah.
Alat-alat umum adalah cangkul, linggis, ember, dan alat-alat khusus seperti berikut.
1. Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk bagian dalam.
2. Panempa atau penempa untuk pembentuk dan penghalus bagian luar berupa sekeping papan.
3. Pangorek atau pengerok, sejenis sabit bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan bagian dalam.
4. Panyabungan, wadah air untuk menetesi gerabah dengan secarik kain agar mudah dihaluskan.
5. Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah.
6. Pangajakan, sejenis nyiru untuk ayakan pasir.
7. Pangabuan, tempat abu.
8. Panompal, alat menyisikan abu dari pembakaran.
9. Wer-kower, galah berujung kawat lengkung.
10. Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat.
11. Pungku, pembakaran gerabah.