Di Indonesia, substrat ini biasanya beras ketan dan umbi singkong.
Tape berdasarkan sumber pangannya, terbuat dari beberapa jenis yakni ada yang terbuat dari bahan dasar singkong, beras ketan, dan tape yang terbuat dari buah pisang.
Namun, tidak semua jenis pisang dapat digunakan sebagai bahan dasar tape.
Kali ini, kita akan membahas cara pemanfaatan bioteknologi untuk membentuk tape ketan.
Tape ketan merupakan makanan tradisional yang umumnya dibuat melalui beras ketan.
Bagaimana beras ketan yang keras dan rasanya hambar berubah menjadi tape yang lembut dan berasa manis serta sedikit berair?
Ini semua terjadi karena adanya kinerja mikroorganisme berupa jamur Saccaromyces cereviceae atau yang lebih dikenal dengan nama ragi yang ditambahkan ke dalam beras ketan yang selanjutnya dikenal dengan istilah fermentasi.
Mikroorganisme tersebut memanfaatkan karbohidrat atau zat pati (yang selanjutnya terurai menjadi glukosa) di dalam beras ketan.
Selanjutnya glukosa mengalami reaksi kimia hingga membentuk asetaldehid dan gas karbondioksida.
Hal tersebut yang membuat tape ketan memiliki rasa manis yang khas serta seolah seperti bersoda.
Jika proses fermentasi terus berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, maka asetaldehid akan bereaksi membentuk alkohol.
Hal ini mengindikasikan bahwa mengkonsumsi tape ketan yang sudah lama disimpan dapat menyebabkan mabuk.
Kumpulan organisme di dalam ragi digunakan untuk mengubah senyawa dalam beras menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga merubah tekstur dan cita rasa pada produk olahannya.
Ini termasuk dalam definisi pertama dari bioteknologi yakni pemanfaatan atau pendayagunaan organisme.