TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendidikan adalah salah satu pilar bangsa yang sangat penting.
Bangsa yang maju berkorelasi mengenai kemajuan pendidikan masyarakatnya.
Bahkan begitu pentingnya pendidikan, amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dari negara kita menyebutkan bahwa anggaran APBD maupun APBN sebanyak 20 persen harus dialokasikan ke sektor pendidikan.
Namun mirisnya di sisi lain yang terjadi pada hari ini adalah biaya untuk masuk ke universitas negeri di Indonesia terus melonjak dan tidak sebanding dengan daya ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat daerah.
Di Universitas Sumatera Utara (USU) misalnya, pada tahun 2024 ini terjadi kenaikan biaya kuliah hingga 50 persen.
Kenaikan biaya kuliah ini atau biasa disebut UKT ternyata tidak hanya di USU, tapi juga terjadi di beberapa kampus perguruan negeri lain seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Sidak Kemendikbudristek, KPK Terima Banyak Aduan Dugaan Kecurangan Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN
Kenaikan ini makin mempersempit peluang anak-anak Indonesia yang ingin masuk dan bercita-cita masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), lantaran para orang tua maupun anak itu sendiri harus memikirkan kembali biaya kuliah hingga biaya hidupnya saat masa kuliah.
Selain faktor biaya yang menyebabkan semakin sulit memasuki PTN, salah satu faktor besar lainnya adalah persaingan yang sangat ketat berebut kursi masuk PTN.
Pada tahun 2023 saja hanya 21,68 persen peserta yang lolos SNPB 2023.
Ketua Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Mochamad Ashari mengatakan, dari total pendaftar sebanyak 663,181 peserta yang mendaftar, hanya 143.805 yang berhasil lolos pada seleksi tersebut.
Melihat perkembangan tersebut salah satu sektor yang sangat mendukung anak bisa lolos masuk PTN adalah tempat les.
Tidak dapat dipungkiri, tempat les menjadi salah satu kunci memaksimalkan potensi anak.
Bahkan banyak orang tua yang rela membiayai kursus anaknya hingga puluhan juta rupiah agar meningkatkan peluang masuk PTN.
Beranjak dari hal itu, Alumni PTN tergerak membantu anak anak Indonesia bisa mendapatkan bekal dukungan belajar yang kompeten sehingga menekan kesenjangan persaingan, mulai dari tempat les yang berkualitas dengan biaya yang ramah di kantong.
Baca juga: 12 PTN Masih Buka Jalur Mandiri Bulan Juli 2024, Ada UI, UNY, Unair, Unesa, Unsoed
Salah satu tempat les yang mempunyai konsep edutech untuk menekan cost biaya pendidikan yang semakin mahal adalah Bahas Studi.
“Tentunya di Bahas Studi kita memakai teknologi untuk bisa menekan biaya les yang ramah dikantong namun bisa memberikan kualitas setara kursus offline puluhan juta seperti di Jakarta. Bahas Studi bisa menjadi solusi siapapun murid di Indonesia yang ingin les intensif untuk tembus PTN dengan biaya yang terjangkau tanpa harus mengorbankan kualitas pendidikan itu sendiri,” ujar Mohd Azmi Fadhi Siregar selaku Founder Bahas Studi.
Bahas Studi bisa menjadi opsi bagi orang tua ataupun anak yang ingin mendapatkan tempat les setara kursus puluhan juta di Jakarta, namun dengan biaya yang ramah di kantong.
Dengan dukungan alumni top PTN di Indonesia, Bahas Studi siap memaksimalkan potensi anak dan membimbing hingga mampu bersaing dan lolos PTN.