Tak hanya itu, UI memiliki tantangan dalam aspek tata kelola. UI memiliki 14 fakultas, 2 sekolah, dan 1 program pendidikan vokasi yang harus dikelola dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan sistem yang komprehensif, terpusat, dan terukur agar evaluasi dapat dilakukan dengan mudah.
“UI (institusi yang) sangat besar dengan hampir tiga ribu dosen, dua ribu karyawan, dan 48 ribu mahasiswa. Fakultas dapat memulai dari aspek administrasi yang terpusat, diselesaikan melalui tata kelola yang terkoordinasi. Untuk itu, pemanfaatan teknologi informasi harus dimaksimalkan,” ujar Prof. Dedi.
UI juga berupaya menyediakan fasilitas terbaik untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Upaya ini diwujudkan melalui pembenahan fasilitas, penambahan aset peralatan laboratorium, hingga pembangunan Science and Technology Park (STP) yang akan dimanfaatkan untuk hilirisasi produk hasil riset.
Fasilitas ini diharapkan dapat menarik industri untuk berkolaborasi dengan periset UI sehingga keduanya dapat menghasilkan produk inovasi yang bernilai jual.
“Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), UI dituntut untuk dapat mengelola dana yang dibutuhkan. Pendapatan universitas tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah atau biaya pendidikan mahasiswa, tetapi perlu membuka peluang lain, salah satunya melalui kolaborasi dengan mitra industri untuk penciptaan produk hasil riset. UI juga memiliki unit-unit bisnis melalui Unit Kerja Khusus yang banyak memberikan kontribusi,” tutur Prof. Dedi.
Selain mitra industri, UI juga berkolaborasi dengan universitas top dunia dalam pengembangan program pendidikan dan riset. UI dan universitas mitra menjalankan program pertukaran pelajar, kolaborasi riset, double degree, dan berbagai program lainnya.
“Dengan adanya program pertukaran ini, mahasiswa dan dosen dari luar dapat belajar dan mengajar di UI, begitu juga sebaliknya, mahasiswa dan dosen UI dapat belajar dan mengajar di universitas luar negeri. Ini memungkinkan transfer ilmu yang lebih luas, sehingga dapat melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat,” kata Prof. Dedi.
Baca juga: Bidik Kemajuan Ilmu Pengetahuan, FT UI Kunjungi Sejumlah Universitas Ternama Inggris