“Cerita yang kemarin kakek ceritakan ke Made,” ucap Made menegaskan“Cerita apa ya?” pikir Kakek.
“Cerita tentang burung Garuda,” jawab Made.
“Oh, cerita tentang Pancasila,” jelas Kakek.
“Ya, Kek, itu maksudnya. Nanti cerita lagi ya, Kek. Ayolah!” pinta Made.
“Ya, nanti kakek ceritakan setelah selesai memahat ya,” jawab Kakek meyakinkan.
“Hore, terima kasih ya, Kek!” sahut Made gembira sambil memeluk kakeknya.
Kakek pun mulai memahat. Ia memulainya dengan berdoa terlebih dahulu. Made duduk di teras depan rumahnya sambil menunggu
kedatangan teman-temannya. Beberapa lama kemudian terdengar suara memberi salam.
“Selamat pagi, Made!” ucap Dewi.
“Pagi, Made!” timpal Hemalia.
“Selamat pagi, Dew. Selamat pagi, Lia. Kenapa hanya kalian berdua? Dani dan Laros mana?” tanya Made.
“Mereka menyusul, De,” sahut Hemalia.
“Yuk, masuk, Teman-teman! Ini kakekku yang akan menceritakan kepada kalian cerita yang pernah aku ceritakan di sekolah,” ucap Made memperkenalkan kakeknya.
“Kakek!” sapa Dewi dan Hemalia sambil tersenyum.
“Ya, Nak, silakan duduk!” ucap Kakek.