Tidak semua anggaran pendidikan masuk ke Kemdikbud. Ada juga yang disalurkan ke pemerintah daerah dan kementerian atau lembaga lain yang juga menangani pendidikan, seperti Kementerian Agama yang menangani pendidikan agama dan Kemristekdikti yang menangani pendidikan tinggi. Sebagian besar dana pendidikan (62,62 persen) dialokasikan untuk transfer daerah karena pendidikan dasar dan menengah merupakan kewenangan pemerintah daerah. Oleh karenanya, pemerintah pusat harus mengalokasikan sebagian besar dari porsi APBN pendidikan untuk membiayai pendidikan di seluruh daerah di Indonesia.
3. Cermatilah bacaan berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 3 dan 4!
Sejarah Palapa Ring
Cikal bakal proyek infrastruktur teknologi Palapa Ring sudah diinisiasi oleh pemerintah menjelang berakhirnya Orde Baru. Proyek ini diberi nama Nusantara 21. Namun, proyek ini terhenti karena krisis keuangan yang terjadi sejak 1997. Wacana pembangunan infrastruktur komunikasi kembali mencuat pada tahun 2005 yang kemudian diadopsi oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2007 sebagai proyek Palapa Ring. Presiden SBY sempat meresmikan dimulainya pembangunan Palapa Ring pada 2009 dan ditargetkan selesai pada 2013. Namun, proyek ini terhenti di tengah jalan akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2009. Akibatnya, harga kabel laut yang merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan Palapa Ring melambung tinggi karena harus diimpor dari luar negeri.
Pada tahun 2015, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, proyek Palapa Ring dimulai kembali dengan skema pembiayaan kerja sama antara pihak pemerintah dan swasta. Dalam skema ini, dana investasi pemerintah yang bersumber dari APBN hanya sebesar 20 persen dari nilai proyek dan sisanya berasal dari investor. Proyek ini juga menggunakan kabel optik bawah laut produksi dalam negeri. Proyek ini selesesai pada 2019 dengan jangkauan infrastruktur jaringan di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
Sumber: Kominfo (https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/8084/satu-indonesia-lewat-palapa-ring/0/rilis_media_gpr)
Palapa Ring yang diharapkan meningkatkan kualitas dan aksesibilitas internet di seluruh Indonesia ternyata belum optimal.
Menurut laporan, pada tahun 2021 penggunaan Palapa Ring baru sekitar 50 persen, dan hanya 20 persen untuk daerah Indonesia tengah dan timur. Masih banyak wilayah kabupaten/kota di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) tidak terjangkau sama sekali karena belum ada jaringan menara BTS atau kabel optik yang menghubungkan Palapa Ring hingga ke pelosok desa di wilayah mereka. Selain itu, harga sewa yang tinggi juga membuat operator kurang tertarik untuk memanfaatkan Palapa Ring, terutama di wilayah timur.
Sumber:
- http://www.ptt.net.id/profil.html
- https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/8084/satu-indonesia-lewat-palapa-ring/0/rilis_media_gpr
- Syafina, D.C. (2019). “Perjalanan “Infrastruktur Langit”: Mega Proyek Sejak Orde Baru”, dalam Tirto.id. https://tirto.id/djUd
- Taher, A.P. (2021). “Jokowi Desak Kominfo Perbaiki Palapa Ring Sebab Utilitas Hanya 50 persen”, dalam Tirto.id. https://tirto.id/gaDD
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Halaman 70 Kurikulum Merdeka: Section 4 – Speaking
Berdasarkan bacaan di atas, bagaimanakah pengaruh kondisi ekonomi terhadap pembangunan Palapa Ring di Indonesia?
Kunci jawaban:
Palapa Ring merupakan proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang menerlukan biaya yang sangat besar. Salah satu komponen penting dalam proyek ini adalah kabel serat optik bawah laut yang awalnya harus diimpor dari luar negeri. Ketergantungan pada impor ini menjadi kurang menguntungkan saat nilai tukar rupiah turun. Namun, pada perkembangan selanjutnya, proyek ini mulai menggunakan kabel produksi lokal sehingga tidak terlalu terdampak oleh perubahan nilai tukar rupiah.
4. Menurut kalian, faktor apakah yang paling berpergaruh terhadap belum optimalnya Palapa Ring di Indonesia?
Kunci jawaban: