Kota Padang. Berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat dijual di tempat ini. Bedanya, di pasar ini masyarakat bisa menemukan makanan halal dan nonhalal. Daging babi juga tersedia di los khusus.
Salah satu pedagang daging babi, Wati, mengatakan, pedagang di pasar itu hidup saling berdampingan antara masyarakat Tionghoa dengan etnis lain, muslim dan nonmuslim.
“Kami pedagang di sini tidak hanya etnis Tionghoa saja, tetapi juga masyarakat muslim,” tuturnya diwawancarai merdeka.com, Rabu, (8/2)
Para pedagang berjualan disesuaikan dengan los yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. “Di sini sudah tertata. Kita berjualan sesuai dengan los masing-masing. Daging babi, daging babi saja. Kalau untuk sayur- sayuran itu satu pula losnya,” sambungnya, Rabu, (8/2).
“Kita berdagang di sini rukun-rukun saja, tidak ada konflik dengan pedagang muslim. Intinya kita saling menghargai. Saya di sini sejak tahun 1999 lalu, tidak ada konflik hingga sekarang,” tuturnya.
Berdasarkan artikel berita tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini secara individu!
1. Apa yang dapat kamu pelajari dari situasi Pasar Tanah Kongsi?
Jawaban:
Dari situasi Pasar Tanah Kongsi, dapat dipelajari bahwa keberagaman etnis, budaya, dan agama dapat bersatu dan hidup berdampingan dengan baik dalam satu lingkungan pasar tradisional.
Meskipun Minangkabau memiliki falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang mengacu pada ajaran agama Islam, namun di pasar ini terdapat toleransi dan kerukunan antaretnis yang tercermin dalam kegiatan jual beli dan interaksi sehari-hari
2. Unsur budaya dan agama apa saja yang ada di Pasar Tanah Kongsi?
Jawaban:
Unsur budaya yang terdapat di Pasar Tanah Kongsi mencakup keberagaman masyarakat, baik dari etnis Tionghoa maupun etnis lainnya.
Adanya kelenteng, kampung Cina, dan penggunaan istilah pecinan mencerminkan unsur budaya Tionghoa.