News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Studi HCC : 34 Persen Pelajar SMA Jakarta Terindikasi Gangguan Mental

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paparan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH.tentang gangguan kesehatan mental di kalangan pelajar di Jakarta.

Bahkan hampir 7 dari 10 (67%) pelajar SMA terbukti tidak ingin mengunjungi ruang BK, terlebih untuk melakukan konseling, padahal guru sadar akan risiko gangguan emosional dan kesehatan jiwanya.

Ini membuktikan bahwa peran teman sebagai rekan konseling sebaya atau peer counselor bisa menjadi salah satu agen mitigasi.

"Kondisi tersebut membuktikan bahwa peran teman sebagai teman konseling sebaya atau selanjutnya disebut peer counselor bisa menjadi salah satu agen mitigasi kesehatan mental di sekolah," katanya. 

Ray mengatakan, hasil penelitian ini menjadi dasar pengembangan Program Zona Mendengar Jiwa yang dirancang untuk membangun support system, kesadaran, memberikan edukasi, serta menyediakan intervensi berbasis data terkait kesehatan mental remaja khususnya di institusi pendidikan.

Program ini mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan inovasi sosial untuk menciptakan dampak nyata, terutama dalam mendukung kesehatan mental generasi muda.

"Program mendengar jiwa memiliki Mendengar Jiwa Institute sebagai inisiatif riset pada kesehatan mental yang berkomitmen untuk menjadi pusat penelitian dan pengembangan yang berfokus pada kesehatan khususnya pada kelompok remaja," katanya. 

Prof. Nila Moeloek selaku Menteri Kesehatan 2014-2019 dan peneliti dari lembaga Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) menegaskan bahwa pendekatan ini harus dilakukan sangat hati-hati.

Pelajar usia remaja tetap perlu bimbingan dan ini merupakan tugas orang tua, keluarga, serta guru di sekolah. 

Rekomendasi lainnya dari penelitian ini adalah perlunya upaya intervensi dan promosi kesehatan mental pada tingkat sekolah SMA secara terstruktur yang melibatkan guru, teman sebaya, dan orang tua agar sekolah menjadi lingkungan yang nyaman.

Hal ini penting karena sekolah berpeluang menjadi motor memulihkan kesehatan mental pelajar.

Upaya rebranding ruang BK juga dapat menjadi solusi alternatif agar tidak terkesan menstigma pelajar yang hendak melakukan konseling di sana. 

Program Manager Health and Wellbeing Yayasan BUMN, Heru Komarudin mengatakan, hasil penelitian ini diturunkan menjadi sebuah rekomendasi kepada institusi pendidikan yang diberi nama Zona Mendengar Jiwa agar dapat diterapkan di sekolah.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini