TRIBUNNEWS.COM - Legenda Timnas Jerman, Philip Lahm melayangkan kritikan pedas terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Piala Dunia 2022.
Bahkan, Philip Lahm tak segan untuk memboikot penyelenggaraan Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung di Qatar, mulai November mendatang.
Eks pemain Bayern Munchen itu juga telah memblacklist Qatar sebagai tujuan perjalanannya saat ini.
Baca juga: Komentar Jurgen Klopp soal Piala Dunia 2022: Turnamen di Momen yang Salah!
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 memang menimbulkan berbagai pro kontra.
Apalagi Piala Dunia 2022 Qatar memaksa jadwal turnamen yang biasanya digelar pertengahan tahun, berubah ke bulan November-Desember.
Tak hanya itu, status Qatar sebagai negara yang belum pernah lolos Piala Dunia hingga ranking mereka yang diluar 100 besar saat ditunjuk sebagai pihak penyelenggara terasa penuh kontroversial.
Hal itu diperparah dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang salah satunya melibatkan para pekerja yang membangun stadion Piala Dunia 2022.
Laporan Investigasi atas Dugaan Kasus Pelanggaran HAM di Piala Dunia 2022
Dilaporkan The Guardians pada tahun 2021 lalu, bahwa ada kurang lebih 6.500 pekerja imigran yang meninggal di Qatar.
Jumlah tersebut didapatkan tepat sejak diumumkannya negara tersebut sebagai tuan rumah Piala Dunia 12 tahun lalu.
Dengan kondisi 37 pemain diantaranya meninggal akibat pekerjaan pembangunan stadion Piala Dunia 2022.
Atas berbagai faktor alasan itulah, Lahm menjadi salah satu pihak yang memberikan sorotan tajam terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Qatar.
"Saya bukan bagian delegasi dan saya tidak akan tertarik untuk terbang ke Qatar sebagai penggemar," ujar Lahm dilansir Kicker.
"Saya lebih memilih mengikuti turnamen yang ada di Jerman sini."