Graham Potter tengah merencanakan masa depan Chelsea menurut pandangannya.
Perubahan formasi dan taktiknya belum valid, termasuk dengan optimasi talenta yang dimiliki Chelsea.
"Raheem bergabung dengan Chelsea dan itu tampak seperti langkah yang sempurna untuknya," beber Richard.
"Tetapi kemudian mereka mengganti pelatih mereka dan kita semua telah melihat pergolakan yang mengikutinya," sambungnya.
"Seorang pelatih menandatangani Anda dan mengatakan Anda adalah pemain bagus, pasti membuat frustasi ketika pelatih baru datang dan ingin menggunakan Anda secara berbeda."
"Setiap pemain ingin stabilitas. Saya pikir dia berada di tangan yang baik dengan Potter, tetapi dia harus mendapatkan yang terbaik dari Raheem Sterling," jelasnya.
Musim lalu bersmaa Manchester City, penyelesaian khasnya untuk menyelesaikan operan.
Dia kurang produktif ketika bergabung dengan Chelsea, bisa dikarenakan suplai bola yang berada di sekitar gawang berkurang dibandingkan saat di Manchester City.
Lihat statistik musim lalu, Raheem Sterling melepaskan tembakan 40,1 menit, berbanding 56,5 menit saat di Chelsea.
Menit pergolnya juga turun drastis, yang awalnya 175,9 menit kini 339 menit per gol.
"Alasan dia begitu efektif di City karena dia adalah bagian dari sistem kerja," beber Ricbhard.
"nDia tahu sistem, dan dia menyesuaikannya dengan berlari seperti yang dibutuhkan tim."
"City juga bermain dengan cara yang sama, mendominasi bola, berbeda dengan Chelsea yang saat ini dalam masa transisi selalu mengubah formasi.
"Menggunakan Sterling di posisi yang berbeda tidak membantu tim. Idealnya saya ingin melihatnya melebar di lapangan di sisi kiri, sehingga dia bisa pergi ke area mana pun, baik itu ke dalam atau pun ke luar kotak 16 pass.