Dikisahkan oleh presiden klub Hamburg SV, Marcell Jansen, bagaimana etos latihan yang dimiliki Son dua kali lebih banyak ketimbang rekan-rekannya.
“Saya langsung terkesan dengan mentalitas dan sikapnya,” terang Jansen kepada The Associated Press, dilansir The News Tribune.
"Dia akan melakukan latihan tambahan dengan sang ayah yang menjadi pendamping (instrukturnya). Dia berlatih lebih banyak dari pemain lain," puji Jansen.
Apa yang dilakukan oleh Son mengingatkan bagaimana seorang Cristiano Ronaldo yang juga melakukan hal serupa demi menjadi pemain terbaik.
Namun yang menarik perhatian Janse, Son tak hanya berkemauan keras untuk menjadi yang terbaik. Namun skill yang dimiliki di atas rata-rata pemain lainnya.
Sonny memiliki kekuatan sama baiknya di kedua kekinya. Meski di era sekarang, Son dikenal sebagai pemain berkaki kidal.
“Saya jarang melihat seorang pemain yang menembak dengan baik dengan kaki kirinya maupun dengan kaki kanannya, sulit dipercaya,” kata Jansen.
Direktur olahraga Hamburg SV, Jonas Boldt, yang dulu menemukan bakat Son Heung-min juga mengamini bagaimana skill bekas anak asuhnya ini.
“Dalam hal permainan, kekuatannya pasti terletak pada gerakannya yang pendek, cepat, dan kekuatan penyelesaiannya. Keterampilan ini membedakannya," ujar Boldt.
Sejak pindah ke Tottenham dari Bundesliga, pamor rekan senegara Park Ji-sung ini kian meroket. Dia membentuk kemitraan ciamik dengan Harry Kane.
Bahkan duet Kane-Son disebut-sebut menjadi satu di antara yang terbaik di dunia.
Jansen menambahkan, Son adalah perpaduan Messi dan Ronaldo. Baik dari segi skill dan etos kerja.
“Tetapi terlepas dari Piala Dunia, saya yakin Sonny akan memiliki karir hebat. Dia nampak seperti kombinasi Messi atau Ronaldo," pungkas Marcell Jansen.
(Tribunnews.com/Giri)