Situasi itu terasa menguntungkan Iran yang berada dalam kondisi unggul secara jumlah pemain setelah kiper utama Wales diusir wasit karena kartu merah.
Iran akhirnya berhasil memanfaatkan durasi tambahan waktu yang banyak untuk meraih kemenangan.
Disisi lain, kerugian yang bisa didapatkan peserta Piala Dunia 2022 akan menyasar pada tim yang tidak fokus pada akhir laga.
Resiko kebobolan dan kegagalan meraih hasil positif membayangi tim yang tidak bisa menjaga konsenstrasi dengan baik ketika wasit memberi tambahan waktu yang lama.
Isyarat Pierluigi Colina Soal Lamanya Durasi Tambahan Waktu di Piala Dunia 2022
Collina sebenarnya sempat memberi isyarat agar para penggemar sepakbola harus terbiasa melihat peningkatan jumlah injury time selama pertandingan.
"Sebagai penonton, saya membayar tiket, secara fisik di stadion, atau di rumah melalui TV untuk menonton sepak bola selama 90 menit." jelas Collina kepada media Italia Calciatori Brutti pada bulan April lalu.
"Tetapi saya melihat 44, 45, 46 (menit tiap babak) setiap pertandingan,"
"Hanya separuh dari harga tiket untuk melihat pertandingan yang tidak dimainkan. Sebagian besar waktu terbuang dengan lemparan ke dalam atau tendangan gawang."
"Hal ini membuat kita berpikir untuk bermain lebih tepat (90 menit)."
"Kita harus mempersiapkan diri untuk memberi injury time sebesar sembilan menit."
"Sembilan menit ini sangat menarik, meski sebentar namun akan menyajikan kesempatan para penonton untuk melihat pertandingan sedikit lagi," jelasnya.
Menurut penjelasan Collina, jadi apapun yang terjadi di lapangan selain pertandingan akan disimpan untuk tambahan waktu.
Contohnya dalam laga Inggris vs Iran, terjadi insiden kiper Iran mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan.
Ada waktu sekira 10 menit terbuang.
Namun official mengganti waktu tersebut dengan injury time.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan, Siti W)