Oleh Willy Kumurur, penikmat bola
Jika sesuatu layak dilakukan, itu layak dilakukan dengan baik.
Jika sesuatu itu berharga, maka layak untuk ditunggu.
Jika layak untuk diraih, maka layak untuk diperjuangkan.
Jika sesuatu itu layak untuk dialami, maka sisihkan waktu untuk itu.
Demikian tulis penyair Irlandia, Oscar Wilde.
Itulah yang dilakukan Wales. Mereka tampil perdana di Piala Dunia FIFA pada edisi Piala Dunia 1958 di Swedia.
Setelah itu, mereka tak lagi sanggup lolos dari babak kualifikasi selama puluhan tahun.
Mereka terus merindukan untuk bisa hadir di pentas Piala Dunia. Tetapi, kerinduan tetap kerinduan.
Berpuluh-puluh tahun Wales tak sanggup menembus ketatnya persaingan untuk sampai ke panggung Piala Dunia.
Mereka pun hidup dari rindu ke rindu; dan rindu itu laksana belantara tanpa ujung.
Namun pada akhirnya, setelah penantian panjang selama 64 tahun, Wales kembali lolos ke Piala Dunia untuk yang kedua kalinya.
Semua datang pada waktunya bagi dia yang tahu bagaimana menunggu, tutur penulis mashyur Rusia, Leo Tolstoy.
"Untuk berada di salah satu panggung olahraga terbesar di dunia, sangatlah penting bagi Wales yang berpenduduk 3 juta orang. Kami telah menunggu selama 64 tahun," kata Menteri Pertama dan Pemimpin Buruh Wales, Mark Drakeford, pejabat politik terkemuka di negara tersebut, sebagaimana diberitakan oleh harian The Washington Post.