Melansir dari Sport1, Ilkay Guendogan mengatakan bahwa ada beberapa pemain yang kecewa pada sikap FIFA melarang penggunaan ban kapten one love.
Pemain Manchester City itu juga mengaku bahwa awalnya ia tak terlalu peduli dengan hal tersebut.
Akan tetapi, seluruh tim tetap ingin melancarkan protes kepada FIFA.
Oleh sebab itu, ia mau tak mau ikut membahas terkait aksi apa yang ingin mereka tampilkan sebagai bentuk protes.
Baca juga: Skenario Lolos atau Gugurnya Timnas Jerman dari Piala Dunia 2022, Spanyol Bisa Jadi Penyelamat
"Ketika ban kapten dilarang sebelum pertandingan, beberapa pemain kecewa serta frustrasi dan mereka ingin menunjukkan sesuatu," ucap Ilkay Guendogan, dikutip SuperBall.id dari laman Sport1.
"Kami membahasnya sebagai sebuah tim dan pada akhirnya diputuskan bahwa kami harus membuat gerakan ini melawan FIFA."
"Jika anda melakukan sesuatu, maka lakukanlah sebagai sebuah tim," jelas Guendogan.
Selain Ilkay Guendogan, ada juga pemain yang sebenarnya tak mau terlibat dalam aksi apapun itu.
Pemain tersebut adalah Antonio Rudiger yang merupakan jenderal lini belakang Timnas Jerman.
Antonio Rudiger juga sebenarnya hanya ingin fokus kepada pertandingan saja, namun ia harus mengikuti kesepakatan bersama yang sudah ditentukan.
Sebagai informasi, Guendogan dan Rudiger merupakan pemain yang sangat disayangkan ikut terlibat dalam aksi Timnas Jerman tersebut.
Hal itu dikarenakan kedua pemain ini adalah seorang yang beragama muslim.
Akan tetapi, kini Guendogan memastikan aksi-aksi tersebut sudah tak akan ada lagi.
Ia menegaskan bahwa politik sudah berakhir dan mereka akan fokus kepada pertandingan.
"Politik sudah berakhir, mulai sekarang hanya ada tentang sepak bola."
"Kami harus merayakan dan menikmatinya, itu adalah hal yang sangat penting," tutup Ilkay Guendogan. (M Hadi Fathoni/SuperBall)