Di depan, Julian Alvarez telah menggeser Lautaro Martinez, dan harus
mempertahankan tempatnya melawan Australia.
Kekuatan Jomplang
Duel 16 besar ini, di atas kertas, memperlihatkan ketimpangan yang nyata.
Di kubu Australia, hanya ada satu pemain dari 26 pemain yang berkiprah di lima liga top Eropa.
Sementara, tim Tango bertabur dengan para pemain bintang yang senantiasa jadi
pemain kunci di lima liga top Eropa.
Jangan lupakan pula, Argentina sepertinya sudah menemukan lagi jati dirinya.
Saat mengalahkan Polandia di laga terakhir, mereka terlihat seperti tim yang tiba di Qatar dengan rekor tak terkalahkan dalam 36 pertandingan, dan sebagai salah satu favorit turnamen.
Dan kemudian ada faktor Messi, yang sedang mengejar satu-satunya trofi utama yang
belum ada di lemari rumahnya.
Sebagai pemain yang mengidolakan Messi, Bek Australia, Milos Degenek sangat
mafhum dengan hal tersebut.
“Saya pikir mereka jelas didorong oleh motivasi bahwa ini bisa menjadi Piala Dunia
terakhir Messi,” kata Degenek.
“Dan dia ingin memenangkan Piala Dunia dan mengakhirinya dengan baik.
Bagi kami, ini tentang bagaimana menghentikan Messi menggapai ambisinya.
Sayangnya, saya penggemar beratnya, tapi saya mungkin ingin memenangkan Piala
Dunia lebih dari dia," ujarnya. (Tribun Network/den)
Piala Dunia 2022
babak 16 besar
Stadion Ar-Rayyan, Qatar, Minggu (4/12) dini hari
Argentina 4-3-3
E. Martinez; Molina, Otamendi, Romero, Tagliafico; Mac Allister, Fernandez, De Paul;
Alvarez, Messi, Di Maria
Australia 4-1-4-1
Ryan; Karacic, Souttar, Rowles, Behich; Mooy; Leckie, Irvine, McGree, Goodwin; Duke