Namun, ini yang harus digaris-bawahi, sepak bola indah Selecao itu hanya terjadi
dalam satu pertandingan.
Dan, jangan lupa, hal itu terjadi setelah pasukan Tite hanya mencetak tiga gol dalam
tiga pertandingan grup, dan juga kalah dari Kamerun --kekalahan pertama mereka di
putaran pembukaan Piala Dunia sejak 1998.
Melawan Kroasia, yang nota bene adalah runner-up Piala Dunia 2018, Brasil pastinya
sudah puas dengan kemenangan yang pragmatis, yang sederhana, dan tak perlu sepak
bola mewah yang menghibur seperti diperagakan saat melawan Korsel.
Pasalnya, tim Selecao dalam sejarahnya di Piala Dunia selalu kesulitan menghadapi
tim-tim top dari Eropa
Sejak mereka memenangkan trofi kelima pada tahun 2002, Brasil selalu kalah dari tim
top Eropa, termasuk kekalahan 7-1 di tangan Jerman di kandang sendiri pada tahun
2014. Dan juga kekalahan dari Belgia empat tahun lalu di Rusia.
"Kami bermimpi memenangkan gelar, itu sudah jelas, tapi kami harus melangkah
selangkah demi selangkah," kata Neymar setelah kemenangan atas Korea Selatan.
"Ini adalah pertandingan keempat. Masih ada tiga pertandingan lagi tetapi kami siap.
Pikiran kami terfokus untuk memenangkan gelar," ujar striker Paris Saint Germain ini.
Neymar kembali ke starting line-up di laga lawan Korsel pada 16 besar lalu, setelah
absen gara-gara cedera engkel kaki dalam dalam kemenangan pembukaan Brasil 2-0
atas Serbia.
Kabar gembira lainnya, bek kiri Danilo pun sudah pulih, dan siap merumput kembali.
Pelatih Tite telah kehilangan bek sayap lainnya, Alex Telles, selama sisa turnamen.
Untungnya, stok bek yang lain, Alex Sandro sudah berlatih lagi, dan siap diturunkan.
Menanti Aksi Heroik Kiper Kroasia
Kroasia di sisi lain seperti sedang menapak-tilasi perjalanan di Piala Dunia 2018.
Empat tahun lalu di Rusia, mereka mencapai final setelah melewati perpanjangan waktu dalam
tiga laga berturut-turut.