Bahkan, tim sekelas Belgia mampu mereka kalahkan lewat skor identik 2-0.
Mengusung taktik 4-3-3, pelatih asal Maroko itu memilih untuk bermain pragmatis namun begitu efisien.
Dilansir FBref, dari 7 pertandingan Singa Atlas memang hanya mampu menguasai ball possession sebanyak 44,56 persen.
Namun, Hakim Ziyech cs mampu menciptakan 31 tembakan dan 19 diantaranya mengarah ke gawang.
Di partai 16 besar, sistem Walid Regragui kembali memberi bukti.
Spanyol yang menguasai ball possession hingga 75 persen hanya mampu menciptakan 2 shot on target sepanjang laga.
Sedangkan Singa Atlas mampu tampil lebih efisien dengan 3 shot on target yang mereka ciptakan.
Sergio Busquets cs begitu kesulitan menembus sepertiga akhir pertahanan Maroko.
Adalah Sofyan Ambrabat sebagai pivot memberi tembok besar bagi para pemain Spanyol untuk mengembangkan permainan mereka.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Cetak Gol atau Tidak, Olivier Giroud Tetap Striker Idaman Didier Deschamps
Berdasarkan heat map dari The Analysis, 63 persen ball possession La Roja hanya berputar-putar di pertahanan mereka sendiri dan lapangan tengah.
Alhasil, tak ada satupun gol yang bersarang ke gawang Singa Atlas meski bermain hingga 120 menit.
Bermain pragmatis atau yang biasa disebut 'parkir bus' tak melulu menjadi hal yang negatif.
Jose Mourinho yang kental dengan sebutan tersebut adalah salah satu juru taktik yang mampu merengkuh barisan trofi dengan bermain bertahan.
Walid Regragui mencoba mewujudkannya bersama Singa Atlas.