Presiden Turki Erdogan Sebut Ronaldo Cuma Jadi Figuran di Piala Dunia 2022 Karena Dukung Palestina
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan punya pandangan tersendiri mengenai situasi yang dihadapi megabintang sepakbola, Cristiano Ronaldo di ajang Piala Dunia 2022.
Erdogan menilai, Ronaldo banyak duduk di bangku cadangan Timnas Portugal karena dukungannya terhadap Palestina.
Cristiano Ronaldo, yang sudah berusia 37 tahun, memang cenderung berperan sebagai penggembira di skuad Timnas Portugal pada ajang Piala Dunia yang kemungkinan besar menjadi Piala Dunia terakhirnya.
Baca juga: Sorotan Timnas Indonesia vs Kamboja, Dua Blunder Jordi Amat, Egy Keserimpet, Demam Panggung?
Baca juga: Aksi Hansamu Serupa Cristiano Ronaldo dan Raheem Sterling, Bek Timnas Bikin Blooper of The Year?
Cristiano Ronaldo cuma jadi pemain pengganti di babak kedua pertandingan perempatfinal Piala Dunia 2022 melawan Maroko di mana Portugal kalah 1-0.
Mantan pemain Manchester United dan Real Madrid itu juga berada di bangku cadangan saat Portugal menghadapi Swiss di babak 16 besar, meski akhirnya tampil sebagai pemain pengganti.
Kekalahan Portugal dari Maroko di fase knock-out dapat berarti Ronaldo, satu-satunya pemain yang mencetak gol di lima Piala Dunia yang berbeda, tersingkir dari apa yang kemungkinan besar akan menjadi Piala Dunia terakhirnya.
Pada akhirnya, Cristiano Ronaldo tidak bisa menahan air matanya di lorong stadion saat menuju ruang ganti.
Baca juga: Chef Ahli Daging Steak Salt Bae Panen Kecaman Karena Aksi Pegang Trofi Piala Dunia 2022 di Lapangan
Terkait peran Cristiano Ronaldo yang banyak menghuni bangku cadangan di Piala Dunia, Erdogan mengatakan sang megebintang tersebut menjadi sasaran 'larangan berpolitik' selama Piala Dunia 2022 di Qatar.
Menurut Erdogan, banyak yang menantikan Cristiano Ronaldo akan memainkan peran utama di Piala Dunia terakhirnya bersama Timnas Portugal, namun karena menjadi target, Ronaldo cuma dapat sedikit jatah bermain.
“Mereka merindukan Ronaldo. Sayangnya, mereka memberlakukan larangan politik padanya,” kata Erdogan dalam sambutan yang diterjemahkan oleh Al Jazeera dilansir dari Algemeiner.com.
"Mengirim pesepakbola seperti Ronaldo ke lapangan hanya 30 menit dari akhir pertandingan merusak psikologinya dan menghilangkan energinya," katanya.
Erdogan menggarisbawahi kalau hal yang dialami Ronaldo itu lantaran sang megabintang memiliki sikap membela Palestina.
"Ronaldo adalah seseorang yang membela perjuangan Palestina," kata Erdogan.