Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten, Leo Agustino menilai ada konsistensi capaian elektabilitas petahana calon presiden dan Wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin dan lawannya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan konsistensi angka keterpilihan antara Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Prabowo-Sandi. Yakni, Jokowi selalu berada di atas 55 persen dan Prabowo tidak lebih dari 40 persen.
Realitas ini, menurut Leo Agustino, tentu bukan tanpa alasan.
Dari survei itu dia memandang publik berharap keberlanjutan pembangunan infrastrukur dan manusia menjadi harapan yang mendorong publik ingin Jokowi melangkah ke periode kedua.
"Harapan yang mendorong mungkinnya Jokowi melangkah ke periode kedua," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Rabu (24/10/2018).
Di sisi lain, dia menilai tidak bergeraknya suara Prabowo-Sandi dikarenakan beberapa hal.
Namun yang paling tampak, menurut dia, kendornya keinginan Prabowo untuk mempromosikan dirinya sebagai presiden yang layak dipilih oleh para pemilih.
"Sehingga wajar apabila banyak pengamat yang menyatakan Sandi-lah yang lebih getol kampanye meski dia diposisi wakil presiden," jelasnya.
Tapi dia mengatakan, pemilihan masih 170 hari lebih lagi. Dan banyak hal yang bisa terjadi.
Merujuk survei Kompas, dia memberikan catatan, Jokowi juga harus berhati-hati sebab pemilihnya dari Kelas mendengar dan atas agak sedikit berkurang.
"Hal ini dimungkinkan karena problem perekonomian global yang berimbas pada perekonomian nasional," paparnya.
Lantas apa yang bisa dilakukan keduanya untuk memenangkan kontestasi 2019 yang akan datang?
Menurut dia, persaingan sesungguhnya ada di pemilih pemula atau milenial yang jumlahnya sangat signifikan mendongkrak perolehan suara.