Hendro mengatakan bahwa Sandiaga melihat pesantren dan santri memiliki potensi untuk berkembang.
"Santri, kiai dan pesantren adalah aset bangsa yang harus diperhatikan kedepan. Inilah yang kemudian menjadi alasan Bang Sandi berziarah ke makam ulama," tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tak ada masalah dengan pihak keluarga pasca ziarah tersebut.
"Komunikasi kami dengan pihak keluarga juga baik-baik saja. Lha kita ziarahnya kemarin juga bersama," katanya.
Pihaknya juga optimistis bahwa isu tersebut tak akan menggerus suara Prabowo dan Sandi dari kalangan santri. "Kami akan menyurakan terus tentang kepedulian Prabowo-Sandi tentang pesantren," katanya.
"Kami tak akan putus asa, namun malah optimistis. Apalagi dengan kejadian yang digoreng oleh kelompok-kelompok yang mempolitisir," tegasnya.
Pihaknya juga belum ada rencana untuk melaporkan beberapa pihak yang diduga menyebarkan sekaligus memprovokasi dengan mengunakan video tersebut.
"Kami tak akan terjebak pada aksi atau isu provokasi," tegasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya ratusan warga Jombang yang tergabung dalam 'Masyarakat Jombang Peduli Ulama' mendesak Cawapres Sandiaga Uno meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas tindakan yang dilakukannya, yakni melangkahi makam pendiri NU KH Bisri Syansuri saat melakukan ziarah di makam tersebut.
Selain itu, massa juga meminta agar Sandiaga meminta maaf kepada keluarga Kiai Bisri.
"Jika yang dilakukan Sandiaga adalah kesengajaan, maka sangat naif. Jika hal itu berdasarkan ketidaktahuan, maka seharus Sandiaga belajar dulu tata cara ziarah makam," kata kordinator aksi Faizuddin Fil Muntaqobat, Senin (12/11/2018).
Respon warga Jombang tersebut menyusul beredarnya video Sandiaga Uno saat ziarah ke makam KH Bisri Syansuri beberapa waktu waktu lalu.
Dalam video tersebut Sandiaga terlihat melangkahi makam Kiai Bisri. Ziarah tersebut dilakukan Sandi saat peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018.