News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Hasto Sindir Kemampuan Berpuisi Fadli Zon 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Maruf Amin, Hasto Kristiyanto saat bersilaturahmi dengan budayawan dan milenial di Rumah Ageung, Jalan Moch. Ali, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Maruf Amin, Hasto Kristiyanto menyebut kemampuan berpuisi Waketum Gerindra Fadli Zon hanya bernilai 3.

Kalah jauh dengan anak kelas 1 SMP di Cianjur bernama Nida Aulia Mugni yang bernilai 9.

Hal itu disampaikannya saat rombongan Safari Kebangsaan VII bersilaturahmi dengan budayawan dan milenial di Rumah Ageung, Jalan Moch. Ali, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2/2019).

Kata Hasto, politik tanpa kebudayaan itu terasa sekali karena seperti berada di padang pasir.

Membaca puisi pun, kalau tanpa rasa kebudayaan, yang ada hanya menjadi puisi makian.

Baca: Sujiwo Tejo Menyebut Adanya Zaman Kalabendu dan Punokawan yang Mengakhiri Goro-goro

"Termasuk kepada seorang ulama. Itulah yang dilakukan oleh, mohon maaf, Pak Fadli Zon, Wakil ketua DPR, karena tidak memahami tradisi kebudayaan yang sebenarnya penuh dengan rasa kemanusiaan itu," ucap Hasto.

Baca: Cara Mematikan Laporan Pesan Kita Sudah Dibaca atau Centang Biru di WhatsApp

Kata Hasto, seorang politisi sekalipun harusnya berdedikasi pada tanah air.

Namun berbeda dengan Fadli, yang seorang wakil ketua DPR.

"(Fadli Zon, red) Kalah sama adik kita dalam membuat puisi dan membaca puisi, itu adalah sebuah degradasi kepemimpinan yang luar biasa," kata Hasto.

Pada acara silaturahmi, Nida yang pernah menjuarai lomba puisi tingkat nasional saat masih bersekolah dasar itu, membacakan sebuah puisi perjuangan, berjudul '17 Agustus'.

Bagi Hasto, Nida berhasil menunjukkan bagaimana seseorang harusnya berpuisi untuk membangkitkan perjuangan.

"Itulah seharusnya kebudayaan dalam puisi itu. Bukan mencaci maki," kata Hasto.

"Melihat puisi Fadli Zon sendiri gimana?" tanya wartawan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini