News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Pilpres 2019

Indonesia Maju Vs Indonesia Menang: Buzzer Juara!

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumaryoto Padmodiningrat.

Jokowi menyampaikan selama tiga tahun terakhir sudah tidak pernah terjadi kebakaran hutan. Namun menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang Januari hingga 1 Juli 2017, luas kebakaran hutan di Indonesia mencapai 20.000 hektare, dan pada 2016 sekitar 480.000 hektare.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, terdapat 37.362 hektare lahan di Sumsel terbakar selama siaga Karhutla 2018. Kebakaran hutan dan lahan tersebar di 10 dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel.

Prabowo mengatakan gaji gubernur Rp 8 juta. Sedangkan Menurut Keppres No. 86 Tahun 2001 besarnya tunjangan jabatan Kepala Daerah Provinsi sebesar Rp 5,4 juta, gaji gubernur Rp 3 juta, sehingga total Rp 8,4 juta.

Itu masih ditambah tunjangan operasional sesuai PP No. 109 Tahun 2000, yakni 0,12-0,15 dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Di tingkat grass roots (akar rumput), perang hoaks jauh lebih seru. Di arus bawah yang banyak menjadi korban adalah Jokowi. Teranyar adalah tiga orang emak-emak di Karawang, Jawa Barat, menyebarkan hoaks tidak akan ada lagi azan, dan perkawinan sesama jenis akan dilegalkan bila Jokowi menang.

Di dunia maya, perang hoaks jauh lebih seru lagi. Bahkan peran buzzer terhadap elektabilitas kandidat cukup besar. Peran buzzer dalam Pilpres 2019 adalah menyebarkan berita provokatif hingga hoaks.

Buzzer pada umumnya bekerja di media sosial. Mereka banyak menebar isu, berita bohong, hingga menjelek-jelekan kandidat lawan. Tujuannya, mengubah pandangan hingga mempengaruhi masyarakat terhadap capres yang membayarnya sehingga terpilih.

Hal terpenting bagi mereka adalah berita-berita tersebut bisa menjadikan polemik di tengah kampanye. Mereka membuat berbagai macam fake account hingga fake news dan berita-berita dengan kata kunci yang menjadi trending.

Soal kebenaran informasi yang disebarkan, mereka tak peduli. Pendek kata, siapa pun kandidat yang kelak menang, pemenang atau juara sesungguhnya adalah buzzer.

Drs H Sumaryoto Padmodiningrat MM: Mantan anggota DPR RI/Chief Executive Officer (CEO) Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini