Partai Gerindra menyusul di urutan kedua (13,3 persen) dan Golkar di urutan ketiga (9,4 persen).
Masih kara Arya Fernandez, posisi tiga besar ini tak akan banyak berubah pada pemilu 17 April 2019 mendatang.
"Diprediksi tiga partai papan atas akan diisi oleh PDI-P, Gerindra dan Golkar," kata Arya.
Arya memprediksi persaingan dan dinamika justru akan terjadi di partai menengah dan bawah.
Sebab, suara parpol berdekatan antara satu sama lain.
Di papan tengah, ada PKB (7 persen), Demokrat (5,5 persen), PKS (4,6 persen), Nasdem (4,3 persen), PPP (3 persen), dan PAN (2,5 persen).
Adapun di persaingan di papan bawah terjadi pada Partai Perindo (1,1 persen), Hanura (0,8 persen), PSI (0,5 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,2 persen), Garuda (0,1 persen) dan Berkarya (0,1 persen).
"Perubahan dukungan pemilih dan perolehan suara partai terutama di partai menengah dan kecil diperkirakan masih mungkin terjadi."
"Hal tersebut dipengaruhi karena masih cukup tingginya responden yang merahasiakan pilihan saat survei dilakukan," kata Arya.
Berdasarkan survei, ada 18,2 persen responden yang tidak menjawab atau merahasiakan jawabannya saat ditanya soal parpol yang akan dipilih di pemilu 2019.
Adapun 3,2 persen responden lainnya mengaku belum menentukan pilihan.
Survei ini dilakukan dengan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Jumlah sampel sebanyak 2000 responden yang memiliki hak pilih tersebar di 34 provinsi.
Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,21 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dibiayai sendiri oleh CSIS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei CSIS: Jokowi-Ma'ruf 51,4 Persen, Prabowo-Sandi 33,3 Persen" dan "Survei CSIS: PDI-P, Gerindra dan Golkar Tiga Besar "