Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menjelaskan gamblang polemiknya dengan Habib Rizieq.
Hal itu disampaikannya saat diundang khusus oleh KH Nur Iskandar SQ dan sejumlah kiai ternama yang juga dihadiri oleh cawapres Prof Dr KH Ma’ruf Amin di Pondok Pesantren Assidiqiyah, Batuceper, Tangerang, Rabu (10/4/2019).
Yusril mengatakan umat Islam Indonesia terlibat pembahasan soal calon pemimpin secara intens setiap pemilu.
Hal itulah juga yang terjadi antara Yusril dengan Habib Rizieq.
Yusril mengakui berkomunikasi dengan Habib Rizieq melalui telepon dan WhatsApp (WA).
Namun, komunikasi lisan per telepon tidak ada rekamannya.
Baca: Teror Christchurch Belum Genap Sebulan, UU Senjata Selandia Baru Diubah
"Tetapi pembicaraan melalui WA terekam dengan baik dan dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam sidang pengadilan jika diperlukan," ucap Yusril dalam keterangannya.
Yusril mengakui dalam pembicaraan dengan Habib Rizieq, membahas keIslaman Capres Prabowo Subianto.
Karena tidak ingin terus ada kesalahpahaman dan polemik, dia memilih membuka chatnya dengan Habib Rizieq ke publik.
"Chat itu akhirnya saya buka ke publik untuk membela diri, sekaligus membantah tudingan HRS bahwa saya melakukan kebohongan," ujar Yusril.
Yusril mengungkapkan dalam bahasa lisan, yang mengutip Habib Rizieq mengatakan keIslaman Prabowo “tidak jelas” sehingga perlu didampingi ulama.
"Apalagi, tambah Habib, Prabowo dikelilingi orang-orang yang masih phobia terhadap Islam. Dalam bahasa tulisan (WA) tepatnya kata yang digunakan Habib Rizieq adalah keIslaman Prabowo adalah 'lemah' bukan 'tidak jelas'.
Yusril menegaskan bahwa istilah Islamnya Prabowo 'tidak jelas' atau 'lemah' itu bukan berasal dari dirinya, tetapi dari HRS sendiri.