"2) input data dipilih-pilih yg menguntugkan salah satu calon."
"3) mengubah data."
"4) mengunci data agar prosentase akhir tetap," tulis Said Didu.
Pada cuitan lainnya, Said Didu menyebut, sistem IT milik KPU amburadul atau dirancang untuk kecurangan.
Hal ini menilik dari kejadian pada sistem KPU seperti penjumlahan tidak autokoreksi hingga tidak terjadi otomatisasi data penyesuaian gambar.
Said Didu pun meminta Mahfud MD tidak lagi memuji IT KPU.
"Dari kejadian yg sederhana pada sistem IT KPU spt penjumlahan tdk autokoreksi, otomatisasi data dg penyesuaian gambar tdk terjadi dll menunjukkan bhw sistem IT @KPU_ID amburadol atau mmg dirancang utk curang."
"Biar tdk terlalu jauh, mhn prof @mohmahfudmd berhenti memuji IT KPU," kata Said Didu.
Dalam balasannya, Mahfud MD, perbedaan data pada Situng KPU akan terbukti saat rekapitulasi perolehan suara secara manual.
Menurut Mahfud MD, setelah hitung manual, baik yang memuji maupun mencela IT KPU akan manggut-manggut.
Setelah proses di KPU selesai, giliran MK yang akan diserang, kata Mahfud MD.
Mahfud MD bilang, hal tersebut merupakan ritual politik sejak 2004 dan sebagai bagian dari demokrasi.
Di akhir cuitan, Mahfud seakan memberikan selamat pada Said Didu yang merupakan fans klub Manchester City karena The Citizen menang 2-0 lawan Manchester United di Liga Inggris.
"Nanti semuanya akan terbukti pd saat hitung manual."