"Tidak ada kompromi. syukur Alhamdulillah (Prabowo) itu menolak utusan-utusan itu. pak Prabowo setia kepada kita semua dan kita harus setia kepada Prabowo-Sandi," tuturnya.
Djoko mengatakan dalam memperjuangkan kemenangan itu, masyarakat tidak perlu khawatir.
Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul.
"Saudara-saudara tidak perku takut, khawatir, karena berserikst berkumpul menyatakan pendapat baik tulisan atau lisan itu dilindungi uud 1945 atau konstitusi kita," pungkasnya.
Untuk diketahui, Jokowi dalam beberapa kesempatan mengatakan akanmengutus seseorang untuk menemui Prabowo usai pemungutan suara 17 April lalu.
Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional ( BPN) ) Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa salah satu utusan Jokowi yang akan menemui Prabowo adalah Menko Maritim yang juga Ketua Relawan TKN Jokowi-Maruf, Bravo 5, Luhut Binsar Pandjaitan.
Pertemuan awalnya akan digelar Minggu (21/4/2019) tetapi urung terjadi.
Akan gelar ijtima ulama ketiga
Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan ulama yang selama ini tergabung dalam gerakan 212 telah menggelar pertemuan.
Pertemuan tersebut salah satunya membahas soal penyelenggara Pemilu 2019.
"Yang jelas kemarin kita sudah ada pertemuan dengan ulama-ulama 212 di Hotel Alia dan insya-Allah kita dalam waktu dekat akan ada pertemuan, akan undang wartawan untuk jumpa pers," ujar Slamet Maarif di Jalan Kertanegara 6, Kebayoran, Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).
Baca: Respons Direktur Eksekutif IPI Sikapi Usulan Fadli Zon Soal Pembentukan Pansus Kecurangan Pemilu
Dalam pertemuan itu, pihaknya menurut Slamet Maarif meminta masukan dari para ulama di sejumlah daerah seputar penyelenggaraan Pemilu 2019.
Karena ulama-ulama tersebut mendapatkan laporan dari santri dan jemaahnya seputar penyelenggaraan Pemilu.
Dari pertemuan dengan sejumlah ulama tersebut menurut Slamet Maarif disepakati akan adanya pertemuan besar membahas Pemilu.