"Ya dibuka saja. Buka-bukaan saja. Punya angka berapa dibuka. Buka ke publik angkanya didapat dari mana, angkanya dihitung dari mana, TPS-nya di mana, cek semuanya. Gampang sekali kalau saya," ujar Jokowi.
"Yang jelas, quick count itu metodologi ilmiah. Ilmu pengetahuan. Apa kita enggak senang sih pada ilmu yang sudah jelas akurasinya dan sudah berkali-kali kita pakai," imbuh dia.
"Kalau melihat angka yang ada di lembaga independen, yang menghitung lembaga survei, angkanya gambalng kok. Kita sabar saja menunggu real count KPU," jawab Jokowi.
Jokowi juga menampik anggapan yang menyebut situasi pasca pemungutan suara semakin panas.
Dia pun meyakini polarisasi yang terjadi saat Pemilu 2019 akan selesai.
"Nggak, nggak, nggak panas. Biasa saja. Yang ramai mungkin di medsos saja. Saya lihat kehidupan masyarakat sehari-hari sudah normal. Saya imbau elite politik tidak memanas-manasi. Ini proses pencoblosan sudah selesai," kata Jokowi.
Bohong
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyinggung soal televisi dan lembaga survei dalam orasinya pada syukuran kemenangan, Jumat (19/4/2019).
Syukuran tersebut digelar di kediamannya, Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (19/4/2019).
Dikutip dari siaran langsung YouTube Gerindra TV, Jumat (19/4/2019), Prabowo Subianto awalnya mengucapkan selamat pada massa pendukung yang hadir.
Barulah setelah itu, dirinya meminta pada semua rakyat agar tidak langsung mempercayai lembaga survei dan televisi yang ada di Indonesia.
"Televisi-televisi biar dengar suara rakyat biar dengar suara rakyat," ungkap Prabowo.
Ditambahkannya, Prabowo Subianto bahkan sempat menyebutkan bahwa lembaga survei yang sedang aktif mengawal pilpres adalah lembaga abal-abal.
"Lembaga-lembaga survei abal-abal tukang bohong, tukang bohong rakyat tidak percaya sama kalian," jelas Prabowo.