Kan koalisi itu mengikat hanya 5 tahun dan pada 2024 peta politik berubah total, jadi PAN bisa mencalonkan sendiri presiden selanjutnya atau peta politik nya akan berubah sama sekali," jelas Aisah.
"Jadi gak ada kerugian sebenarnya bagi PAN kalo bergabung dengan koalisi pemerintah," tambahnya.
Baca: Akui Internai PAN Beda Pendapat, Bima Arya Yakin Pertemuan Jokowi dan Zulkifli Hasan Terkait Koalisi
Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan memberi sinyal membenarkan isu pindah koalisi tersebut.
Bara mengatakan PAN tak akan bertahan lama berada di koalisi Indonesia Adil Makmur yang mengusung Prabowo-Sandiaga.
Bara menyampaikan alasan bahwa komitmen PAN mendukung Prabowo-Sandiaga hanya sampai Pilpres 2019.
"Komitmen kami saya tegaskan hanya pada pemilihan presiden.
Dan setelah itu kami bebas dengan otoritas penuh untuk menentukan langkah berikutnya bagi PAN tentu saja sesuai dengan kepentingan partai, apa yang terbaik bagi partai, dan kontribusi apa yang bisa kita berikan kepada bangsa ini," kata Bara saat ditemui pada acara yang sama.
Ia pun tak mempersoalkan, jika PAN dianggap sebagai partai yang tak solid.
Sebab, lanjut Bara, jika melihat dari sejarahnya sejak 1998, posisi PAN selalu berada di lingkungan pemerintahan.
Baca: Waketum PAN: People Power Ala Amien Rais Layu Sebelum Berkembang
"Itu full nonstop sampai 2014 kita selalu berada di dalam pemerintahan. Tidak pernah ada break tidak pernah adacross, cross-nya itu 2014 karena kita mendukung Prabowo-Hatta, kita tidak ikut pemeritahan Jokowi," ungkap Bara.
Meski begitu, ia mengatakan, PAN masih menunggu hasil dari real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Setelah itu, pihaknya akan menentukan kembali sikap politik kedepan.
"Nanti tentu akan kita putuskan melalui mekanisme di partai. Mekanisme institusional semua akan kita bicarakan bersama-sama," jelasnya.
Baca: Bara Hasibuan: Komitmen PAN di Koalisi Adil Makmur Hanya Sampai Pilpres
Menanggapi isu pindah koalisi tersebut, Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno membantah.