Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin menyebut Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat berpeluang besar bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menuturkan, semua partai politik yang berseberangan dengan kubu Jokowi-Maruf dalam Pilpres 2019 memiliki kemungkinan untuk masuk ke Koalisi Indonesia Kerja.
"Dalam koalisi itu semua partai memungkinkan. Soal nanti siapa yang cocok dan punya chemistry bersama itu soal masing-masing nanti akan dibahas," ujar Abdul Kadir Karding di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).
Baca: Jokowi Kalah Telak di Kota Pariaman, Prabowo Raih 91,8 Persen Suara
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memang telah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Karding, dibahas mengenai kursi pimpinan di DPR dan MPR.
Karding mengatakan, selain PAN, Partai Demokrat juga berpeluang besar untuk bergabung ke partai koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Tengah Berada di Maldives, Maia Estianty dan Irwan Mussry Menginap di Hotel Mewah
"Saya melihat yang punya peluang besar ke depan PAN dan Demokrat," tutur Karding.
Jika bergabung, ucap Karding, maka akan memberikan keuntungan bagi Koalisi Indonesia Kerja.
"Jumlah koalisinya jadi lebih besar," ucapnya.
Baca: Link Live Streaming Billboard Music Awards 2019, BTS, EXO dan GOT7 Bersaing di Top Social Artist
Sebelumnya, Karding mengatakan, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan sedang mencairkan komunikasi antara PAN dengan kubu Jokowi-Ma'ruf.
Komunikasi juga demi menyelamatkan institusi PAN dalam konteks politik.
Komunikasi itu, dilakukan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kepada Jokowi.
Menurut informasi yang diterima Karding, dalam pertemuan itu, Zulkifli meminta kepada Jokowi agar PAN dapat mengisi posisi di pimpinan DPR atau MPR.
Baca: Iran Tegaskan Tak Gentar Oleh Ancaman Sanksi Ekspor Minyak yang Diberlakukan AS