Apalagi ia kerap harus tampil sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca: Hasil Ijtima Ulama 3 Perkuat Tekad BPN Dorong Pembentukan TPF dan Pansus Kecurangan Pemilu
Bercermin pada hal itu, ia menilai pola demokrasi berbiaya tinggi harus dievaluasi kedepannya.
"Intinya demokrasi kita harus diperbaiki, terlalu liberal bahkan dari negara liberal. Kita dipaksa bersaing sesama kader partai dan juga bersaing dengan partai lain," ucapnya.
Ditambah lagi keruwetan pemilu serentak yang membuat kita juga dengan partai lain harus berjalan sama sama mendukung koalisi.
"Ini ruwet demokrasinya dan harus di perbaiki untuk 2024. Tidak ada lagi pemilu serentak dan kembalikan pemilihan hanya memilih partai saja, tidak perlu memilih caleg," jelasnya.
Yang penting, tegas dia, seleksi caleg di partai dibuat ketat dan dibentuk pansel di tiap partai oleh KPU kerjasama dengan Partai dengan metode testing yang ketat dan penilaian metode merit point.
"Maka akan menghasilkan caleg berkualitas dan berbiaya murah. Sehingga tidak banyak koruptor kedepan," jelasnya.
(Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Caleg Demokrat Ibas hingga Dede Yusuf Lolos ke DPR, Ferdinand Hutahaean Gagal" dan Tribunnews.com dengan judul "Ferdinand Hutahaean: Saya Tidak Berharap dan Bermimpi Lolos Jadi Anggota DPR RI".