News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Seruan dari Kampus di Jogja: Hasil Pemilu Mekanisme Tertinggi Kedaulatan Rakyat

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beredar surat seruan Seruan Bulaksumur untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Senin (6/5/2019). Sejumlah akademisi UGM menyerukan seruan damai di Balairung UGM ini turut dihadiri oleh akademisi perguruan tinggi lain, tokoh masyarakat, hingga Wakapolda DIY.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Beredar surat seruan Seruan Bulaksumur untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

Seruan menyikapi kondisi terkini bangsa Indonesia di tengah Pemilu 2019 itu datang dari jajaran akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dalam surat yang beredar melalui jejaring pesan WhatsApp itu diakhiri tertanda a.n. Civitas Akademika UGM dan Yogyakarta - Rektor.

Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Hari Ini Senin 6 Mei Data Masuk 68%

Baca: Indonesia Optimis Menjadi Tema Doa Alumni UGM

Salah satu poin dalam seruan tersebut adalah mengajak para pihak yang berkontestasi untuk mengedepankan sikap kenegarawanan dalam menerima hasil pemilu sebagai mekanisme tertinggi kedaulatan rakyat.

Poin utama dalam surat itu adalah agar para pihak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Penelusuran Tribunjogja.com ke pihak rektorat UGM menyebutkan bahwa benar surat Seruan Bulaksumur untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah seruan bersama Civitas Akademika UGM dan Yogyakarta.

Diberitakan TribunJogja.com, sejumlah akademisi UGM mendeklarasikan Seruan Bulaksumur untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Senin (06/05/2019).

Deklarasi di Balairung UGM ini turut dihadiri oleh akademisi perguruan tinggi lain, tokoh masyarakat, hingga Wakapolda DIY.

Menurut Rektor UGM Panut Mulyono seruan ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi politik dalam negeri saat ini.

Sebab masing-masing pihak mengklaim kemenangan dan saling menuduh kecurangan.

"Masih ada gejolak dan perdebatan tentang pemilu, padahal pemilu sudah terlaksana," ujar Panut dilansir TribunJogja.com.

Pakar Hukum Pidana UGM Prof. Edward Hiariej mengatakan konflik politik berkepanjangan justru hanya terjadi di kalangan menengah dan elite.

Ia justru berharap publik tidak terjebak dalam perselisihan tersebut.

Sosiolog UGM Arie Sujito yang menyatakan bahwa tidak ada indikasi konflik di masyarakat tingkat bawah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini