News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

(HOAX) 5.000 Santri Buntet Dikabarkan Ikut People Power

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pimpinan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon, KH Adib Rofiuddin saat ditemui di Buntet Pesantren, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jumat (1/3/2019)

Kader PAN diimbau tak ikut aksi 22 Mei

Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan mengimbau para kadernya tak mengikuti aksi 22 Mei yang digelar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hal itu disampaikan Bara meski partainya bagian dari pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga yang menolak hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 karena dugaan kecurangan.

Bara Hasibuan. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

"Saya pikir bagaimana masing-masing partai memberikan imbauan kepada para anggotanya untuk tidak ikut-ikutan gerakan apa pun itu namanya. People power atau apa sudah berganti nama," ujar Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2019).

Selain itu, Bara menilai aksi tersebut akan menimbulkan keresahan di tengah masyakarat.

Baca: Hendropriyono Siap Pinjamkan Anjing Terlatih Miliknya Jika Dibutuhkan Aparat Amankan Aksi 22 Mei

Baca: Rekomendasi Bawaslu Soal Pemilu di Kuala Lumpur: Yang Dihitung Hanya 22.807 Suara

Bara menambahkan aksi tersebut berpotensi merusak demokrasi yang dibangun pasca reformasi.

"Pada akhirnya akan menimbulkan setback besar bagi demokrasi ya. Itu adalah tanggung jawab partai masing-masing," tuturnya.

Lebih lanjut, Bara menekankan konsep people power yang menolak hasil pemilu sangat berbahaya seandainya gerakan itu berkembang.

Berbagai pihak telah menyatakan menolak keras ajakan gerakan ini. 

"Yang berbahaya ini menimbulkan delegitimasi. Menimbulkan distrust kepada lembaga demokrasi resmi yang justru sedang bekerja keras menyelesaikan proses ini," pungkas Bara.

Untuk diketahui, sekelompok massa yang bernama Gerakan Kedaulatan Rakyat akan menggelar aksi demo pada 22 Mei 2019, bertepatan pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Aksi tersebut dilakukan karena mereka menilai terjadi kecurangan dalam pemilu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini