"Belum tahu secara pasti ya sebabnya. Sepertinya ada luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet. Ada juga luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru," ujar Widyastuti.
Widyastuti menambahkan, hingga Rabu (22/5/2019) pagi, lebih dari 80 pasien dilarikan ke RSUD Tarakan.
Mereka merupakan korban kerusuhan dari aksi 22 Mei 2019.
"Jadi saat ini kita semua tim siaga. Seperti yang saya sampaikan kemarin, ada 37 titik dilakukan di lapangan, kemudian ada 10 rumah sakit rujukan. Sejauh ini yang kami lihat di RSUD Tarakan memang ada (korban) peluru karet," tambahnya.
Baca: Pasca Bentrok, Pasar Tanah Abang Masih Ditutup Sementara
Baca: Polisi Sita Sejumlah Amplop Berisi Uang dari Massa yang Bikin Rusuh di Sekitar Gedung Bawaslu
Gedung DPR/MPR RI dipasang kawat berduri
Terkait aksi 22 Mei 2019, kompleks Gedung Parlemen Senayan Jakarta Pusat dijaga ketat oleh ribuan personel gabungan TNI-Polri.
Tak hanya dijaga ketat, berdasarkan pantauan jurnalis Tribunnews.com di lapangan, kawat berduri juga dipasang di pintu masuk gedung DPR RI.
Sementar di halaman, tampak puluhan barak personel TNI-Polri terpasang sebagai tempat istirahat.
Puluhan polisi terlihat membawa peralatan metal detector disiagakan untuk memeriksa setiap kendaraan yang masuk kompleks parlemen.
Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews.com, sejumlah pegawai DPR, DPD dan MPR diliburkan.
Ketua DPR, Bambang Soesatyo mengaku telah meminta pihak Kesekjenan DPR/MPR/DPD berkoordinasi dengan pihak keamanan demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
"Saya hanya berpesan kepada sekjen, bahwa saya tidak ingin terjadi apa-apa terhadap anggota DPR/MPR/DPD beserta seluruh staff nya ditengah berbagai isu ancaman dan penumpang gelap yang ingin memanfaatkan kemurnian aksi massa yang sesungguhnya bertujuan baik itu, untuk tujuan menciptakan ‘martir’,"kata Bamsoet kepada wartawan, Selasa malam, (21/5/2019).
(Wartakota/Tribunnews.com/Fathul Amanah/Chaerul Umam)