Perusuh disebut melakukan pengrusakan demi masuk ke Bawaslu.
Sementara itu, di Petamburan, perusuh membakar mobil dan melakukan penyerangan di asrama.
Di Gambir, penyerangan dan pengrusakan juga dilakukan di asrama.
Berbagai barang bukti pun telah dikumpulkan oleh pihak Polda Metro Jaya.
Di Bawaslu, ada bendera hitam, petasan, dan beberapa ponsel.
Baca: Koordinator Massa Aksi 22 Mei: Kalau Pak Prabowo Tidak Datang, Kita Pulang Baik-baik ke Rumah
Sementara itu, barang bukti berupa clurit, busur panah, dan molotov juga ditemukan di Petamburan.
Amplop bertuliskan nama-nama perseorangan dan berisi uang dua ratus hingga lima ratusan, serta uang lima juta, juga ditemukan di Petamburan.
"Jadi pelaku-pelaku yang kita amankan ini (257 tersangka), ada yang nyuruh. Ada beberapa uang di amplop dan sudah men-setting kegiatan. Ada amplop untuk perorangan, dan lima juta untuk operasional kegiatan tersebut," tutur Argo.
Ketika ditanya darimana uang itu berasal, Argo melanjutkan, para tersangka mengaku uang itu berasal dari seseorang.
Pihak kepolisian masih berupaya menggali informasi siapa yang memberi dana operasional amplop tersebut.
Argo menyebutkan, para tersangka yang disuruh berasal dari luar Jakarta.
Ada yang dari Jawa Barat pergi ke Sunda Kelapa dan bertemu beberapa orang yang diduga menjadi perencana kerusuhan di Petamburan.
"Ini ada barang buktinya, ada rekamannya. Udah disetting untuk melakukan penyernagan ke asrama polisi di Petamburan. Sudah ada buktinya, sudah kita kantongi," ujar Argo.
Selain menyuruh, ada pula provokator yang berada di lokasi.