Sebab, pertemuan tersebut sangat penting bagi Indonesia dengan kondisi politik saat ini.
Menurut Karding, pertemuan kedua elite politik itu akan menjadi contoh di akar rumput dalam meredakan sekalilgus memperbaiki tensi politik yang memanas.
"Beliau (Jokowi) telah proaktif (menghubungi Prabowo). Beliau concern banget soal upaya mempersatukan Indonesia," kata Karding.
"Itu yang penting pertama. Sehingga soal teknis nanti kalau betul-betul ada kemauan, kalau betul-betul beliau terbuka untuk berkomunikasi pasti akan terjadi. Ini soal waktu. Tapi jangan dikelola sebagai isu politik yang tidak substansi soal siapa yang telepon, siapa yang mengatur," sambungnya.
Karding menepis anggapan jika pihak Jokowi-Ma'ruf sekadar basa-basi saja soal niat pertemuan dengan Prabowo itu.
Bukan hanya Jokowi dan Prabowo, tapi juga masing-masing tim sukses kedua pasangan capres-cawapres.
"Prinsipnya, kita ingin kedua beliau ini ketemu, maupun tim dan pasukan masing-masing juga bertemu, bahkan seluruh pihak, unsur-unsur kebiasaan ini harus terus bertemu," ujarnya.
Baca: Satu Lagi Pendaki Puncak Gunung Everest Meninggal, Total Korban 10 Orang
Suhu politik di Indonesia semakin tinggi pasca-penetapan penghitungan suara Pilpres 2019 oleh KPU memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno selaku penantang menolak hasil tersebut dan menuduh ada kecurangan.
Bahkan, para pendukung Prabowo-Sandi sampai menggelar unjuk rasa di depan kantor Bawaslu RI di Jakarta pada 21 dan 22 Mei.
Unjuk rasa itu diwarnai kerusuhan dan enam orang meninggal dunia.
Jokowi selaku capres petahanan beberapa kali menegaskan pasca-pemungutan suara 17 April lalu, dirinya telah berinisiatif sejak awal untuk bertemu dengan rivalnya, Prabowo Subianto.
Bahkan, Jokowi mengaku telah mengutus orang kepercayaannya, Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, untuk berkomunikasi dengan Prabowo guna realisasi pertemuan.
Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini.
Dorongan pertemuan Jokowi dan Prabowo kembali menguat setelah terjadi kerusuhan di sejumlah lokasi di Jakarta bersamaan aksi unjuk rasa pendukung Prabowo-Sandi pada 21 dan 22 Mei lalu.
Dorongan itu di antaranya datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. (tribun network/theresia felisiani/uma/coz)