"Di satu sisi ada kepentingan politik, di sisi lain, kalau kita mau agak positif, mereka mempunyai romantisme ideologi masa lalu, terkait dwifungsi ABRI" kata Haripin.
Sementara, pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan dia tidak melihat kasus ini terkait dengan pertentangan antar satuan.
"Saya lihat ini kelompok sakit hati, yang tidak suka Jokowi, dan menyasar orang-orang dekatnya Pak Jokowi," katanya.
Baca: Tanggapi soal Kerusuhan 22 Mei, Luhut Panjaitan: Kalau Masih Jadi Tentara Saya Libas
Belum terungkap motifnya
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan motif rencana pembunuhan empat orang pejabat itu belum terungkap meski keenam tersangka tengah diperiksa.
"(Dari) enam pelaku itu, satu (adalah) koordinator lapangan, yang lima kaki tangan dan operator lapangan. Nanti kalau mengarah ke aktor intelektual baru akan terungkap semuanya," kata Dedi.
Ia mengatakan kelompok yang diduga akan mengeksekusi pejabat itu adalah kelompok tersendiri dan belum terlihat afiliasinya ke kelompok lain seperti misalnya, Gerakan Reformis Islam (Garis), yang berafiliasi dengan ISIS.
Dedi menyebut sebelum menangkap enam orang itu, polisi telah menangkap empat orang lainnya pada tanggal 18 hingga 19 Mei yang diduga akan mencari "martir" pada demo tanggal 21 dan 22 Mei.
Polisi, kata Dedi, akan memeriksa keterkaitan kelompok-kelompok itu dengan lebih dari 400 orang yang ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan.
(BBC Indonesia/Callistasia Wijaya)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Demo 22 Mei : Budi Gunawan, Wiranto, Luhut Pandjaitan dan Gories Mere jadi sasaran pembunuhan karena 'selangkah lagi menyentuh Jokowi'.