TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon meminta BPN Prabowo-Sandi untuk menghadirkan Profesor Laode terkait dengan klaim kemenangan 62 persen di Pilpres 2019
Jansen Sitindaon mengungkit data 62 persen untuk bisa dihadirkan dalam sidang di MK
Hal tersebut dikatakan Jansen Sitindaon untuk mematahkan tuduhan terhadap Partai Demokrat yang disebut berpaling ke kubu Jokowi-Maruf Amin
Awalnya Jansen Sitindaon meluruskan pernyataan Andre Rosiade soal pertemuan AHY dengan Jokowi
"Saya mau meluruskan apa yang disebutkan Andre tadi terkait persoalan pertemuan mas AHY yang untuk pertama kali dengan pak Jokowi," kata Jansen Sitindaon dikutip dari Kabar Petang Tv One.
Baca: Bekas Kapolda Metro Jaya Jadi Tersangka Dugaan Makar, Inilah Sosok Sofjan Jacob
Baca: Oppo Reno Sudah Bisa Pre-order, Ini Spesifikasi Ponsel Dengan Kamera Selfie Terunik
Baca: Vanessa Angel Dikabarkan Pindah Agama, Ini Penjelasan Sang Ayah
Baca: Lama Tiada Kabar, Didi Kempot Hebohkan Twitter, Digelari The Godfather of Broken Heart, Ada Apa?
Menurut Jansen Sitindaon, pertemuan AHY dengan Jokowi merupakan terbuka untuk publik
Malahan Jansen Sitindaon, membandingkannya dengan pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Jusuf Kalla
"Mas AHY itu datang dari pintu depan keluar juga lewat pintu depan, jadi pertemuan yang terbuka untuk publik, jadi itu bukan pertemuan diam-diam seperti pertemuan Pak Prabowo dengan Pak JK misalnya, yang setelah bertemu baru kita tahu," kata Jansen Sitindaon.
Akibat pertemuan AHY dengan Jokowi, Jansen Sitindaon menyebut Partai Demokrat dituduh berpaling dari Prabowo-Sandi ke Jokowi-Maruf.
"karena itulah kemudian kami Partai Demokrat dituduh, ini Partai Demokrat sudah nyeberang ke 01 katanya, terlalu jauh pikiran teman-teman, Partai Demokrat ini jangan kalian pikir Partai murahan , kami ini, siap di dalam siap di luar pemerintahan," kata Jansen Sitindaon.
Menurut Jansen Sitindaon, Partai Demokrat sudah membuktikannya pada lima tahun terakhir
Jansen Sitindaon berujar, sudah beberapa kali Jokowi menawarkan agar Partai Demokrat masuk ke dalam pemerintah, namun ditolak
"Lima tahun ini kami membuktikan dua kali kami ditawari pak Jokowi untuk masuk ke pemerintahannya, kami memilih untuk di luar, kalau mau enak saja sudah masuk kami ke dalam," kata Jansen Sitindaon
"karena memang tidak ada sejarahnya kami ini menjadi oposisi, makanya pak SBY memutuskan tiap partai itu harus juga pernah belajar jadi oposisi, dan lima tahun ini saya dan kader Partai Demokrat lain sudah belajar jadi oposisi," tambah Jansen Sitindaon