Perdamaian di antara keduanya begitu dinanti untuk menyatukan akar rumput yang sebelumnya sempat tersekat perbedaan pilihan politik.
Upaya rekonsiliasi terus diusahakan oleh berbagai pihak.
Para elite yang menjadi kunci pun harus bersedia berdamai demi kepentingan bangsa.
Namun, rekonsiliasi seperti apa yang akhirnya akan menyatukan dua kubu berseberangan ini, masih menjadi pertanyaan.
Hal itu diungkapkan oleh Prabowo saat menjawab pertanyaan awak media usai menggelar jumpa pers pasca sidang putusan sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (27/6/2019) malam.
Namun jawaban Prabowo diniali masih mengambang dan belum spesifik menyebutkan waktunya.
"Nanti diatur," kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan.
"Kamu aja yang ngatur," kata Prabowo yang kemudian berlalu meninggalkan lokasi jumpa pers.
Prabowo menghormati pendukungnya
Sementara itu, Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, salah satu faktor yang menghambat pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan sang rival Prabowo Subianto, adalah fragmentasi politik yang besar di masyarakat Indonesia.
Menurut Adi, Pilpres 2019 berdampak fragmentasi yang besar di masyarakat dibandingkan Pilpres 2014.
Ekstremnya fragmentasi itu membuat Prabowo akhirnya mempertimbangkan masak-masak rencana pertemuannya dengan Jokowi demi menghormati pendukungnya.
"Prabowo ingin menghormati pendukungnya yang sejauh ini masih menganggap pemilu 2019 curang. Jadi, kalau tiba-tiba Prabowo bertemu Jokowi dan memberikan ucapan selamat, pendukungnya akan menganggap hal itu tidak wajar," ujar Adi kepada Kompas.com, Senin (1/7/2019).
TKN: Ucapan selamat tak haru secara verbal
Tim Kampanye Nasional (TKN) tidak mau mempersoalkan bila Prabowo Subianto belum memberikan ucapan selamat kepada Joko Widodo-Ma'ruf Amin usai ditetapkan sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih 2019-2024.
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Ahmad Rofiq mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan tim hukum 02 sama saja dengan mengakui kemenangan Jokowi-Maruf.